Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat mematangkan perencanaan riset tematik untuk menyelaraskan arah riset daerah dengan kebutuhan nyata masyarakat serta program strategis pemerintah provinsi.
Kepala Brida NTB, I Gede Putu Aryadi, menegaskan komitmen untuk mengembalikan maruah Brida sebagai motor penggerak riset daerah.
"Tahun ini kita harus menghasilkan riset-riset yang menjawab persoalan nyata. Bukan hanya sekadar data, tapi solusi," tegas Aryadi pada rapat pembahasan perencanaan riset tematik di ruang rapat Kantor Brida NTB di Lombok Barat, Rabu.
Aryadi menyampaikan, adanya pembaruan struktur organisasi Brida, dengan membentuk tiga kelompok kerja (pokja) riset dan satu pokja inovasi.
Baca juga: Unram-Brida kembangkan pakan ternak kaya nutrisi di NTB
Hal ini dilakukan untuk memperkuat koordinasi dan mempercepat hilirisasi hasil riset yang relevan dengan visi misi Gubernur NTB, khususnya dalam isu strategis seperti pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan.
Beberapa riset yang diharapkan segera dikonkretkan antara lain riset Universitas Mataram (Unram) mengenai pemanfaatan gula aren, bungkil kedelai sebagai pakan ternak, dan penanganan stunting melalui produk susu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Dengan semangat kolaboratif, Brida NTB mengajak seluruh mitra riset dan inovasi untuk bergerak bersama mendukung terwujudnya program unggulan daerah yang berbasis bukti dan solusi nyata. Harapannya, hasil riset tahun ini benar-benar memberi dampak langsung dan menjadi titik balik kemajuan pembangunan daerah NTB," katanya.
Baca juga: Brida NTB siap bangun desain riset dan inovasi
Wakil Rektor I Unram, Prof Siti Hilyana, menekankan pentingnya penguatan ekosistem riset dan inovasi di NTB. Di mana tiga fokus utama yang perlu didorong, yakni ketahanan pangan, energi, dan air.
"Kita perlu memanfaatkan potensi daerah seperti limbah untuk energi alternatif, serta memperkuat riset kelautan mengingat NTB merupakan produsen garam terbesar ke-4 nasional dan eksportir indukan udang," ujarnya.
Krisna Wijaya dari Rumah Energi NTB menambahkan pentingnya riset berkelanjutan, khususnya di sektor yang sering terlupakan seperti sanitasi. Pihaknya, saat ini tengah mengembangkan riset berbasis limbah ternak untuk biogas dan pupuk organik.
Dalam rapat ini juga menjadi ajang penegasan pentingnya membentuk konsorsium riset tematik yang dikelompokkan dalam kluster-kluster prioritas, guna mempercepat hasil yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Monev (monitoring dan evaluasi) terhadap konsorsium juga akan menjadi salah satu langkah untuk memastikan efektivitasnya.
Baca juga: Gubernur Iqbal pastikan kontribusi Brida untuk tingkatkan PAD NTB
Baca juga: Brida NTB menyoroti peluang pendidikan bagi anak-anak