Brida NTB menyoroti peluang pendidikan bagi anak-anak

id brida ntb,apbd,anggaran pendidikan

Brida NTB menyoroti peluang pendidikan bagi anak-anak

Arsip - Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Suryadi, saat diwawancarai di kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram, Kamis (24/10/2024). ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Nusa Tenggara Barat menyoroti peluang dan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah hingga pendidikan tinggi melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dikucurkan oleh pemerintah.

Kepala Brida Nusa Tenggara Barat Lalu Suryadi dalam pernyataan yang dikutip di Mataram, Ahad, mengatakan sistem APBD telah diamanatkan untuk digunakan sebesar 20 persen bagi kemajuan pendidikan.

"Tentu dari sisi anggaran tidak habis itu 20 persen. Sekarang, bagaimana kebijakan pengalokasian anggaran itu bisa dimaksimalkan untuk mengatasi semua problem pendidikan mulai dari mengakselerasi anak tamatan SD lanjut SMP, anak SMP bisa lanjut SMA, hingga perguruan tinggi," kata Suryadi.

Baca juga: "Local job for local voice" bisa menjadi percontohan vokasi daerah

Selain penyediaan peluang pendidikan, anggaran tersebut dapat digunakan untuk membangun infrastruktur pendidikan yang komplit. Hal itu bisa memenuhi kebutuhan penyediaan jenjang pendidikan sekolah di berbagai daerah, khususnya di desa.

"Ada perhitungan dan pemetaannya agar akses pendidikan anak di setiap jenjang tidak terlalu jauh," kata Suryadi.

Dari hasil analisis pihaknya, sebaran infrastruktur pendidikan di Nusa Tenggara Barat cukup bagus. Namun, hal yang menjadi pekerjaan rumah adalah memberikan peluang dan dorongan bagi anak yang telah lulus SMA agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Baca juga: BRIDA NTB tidak persoalkan penerima beasiswa yang enggan pulang

Suryadi menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru mulai dari menyediakan pelatihan menyusun kurikulum, metode pembelajaran yang dibutuhkan siswa, hingga memaksimalkan keberadaan guru penggerak.

Lebih lanjut, dia mengatakan pemanfaatan teknologi penting digunakan untuk beradaptasi dan menciptakan atmosfer pendidikan yang lebih menarik.

"Semua ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan kita, sehingga tahun 2045 tidak menjadi Indonesia perunggu atau perak, melainkan Indonesia emas seperti yang dicita-citakan," ujar Suryadi.*