Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga pesisir di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mewaspadai gelombang air laut pasang setinggi lebih dari 1,7 meter sampai tanggal 28 Juli 2025 mendatang.
"Tinggi gelombang berkisar antara 0,1 meter sampai 2,5 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,7 meter," kata Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi dalam pernyataan di Mataram, Senin.
Satria mengatakan daerah yang berpotensi terdampak adalah Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok di Pulau Lombok.
Baca juga: Waspada!! Gelombang tinggi lebih dari dua meter di perairan selatan NTB
Kemudian, pesisir Kabupaten Sumbawa dan Labuan Badas; serta Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota di Pulau Sumbawa.
"Masyarakat di sekitar pesisir Lombok dan pesisir Bima, bantaran sungai dan daerah yang lebih rendah dihimbau tetap waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang air laut maksimum," kata Satria.
Di Lembar, BMKG memprakirakan arah angin bertiup dari timur hingga ke selatan dengan kecepatan rentang 5 sampai 20 knot. Waktu pasang terjadi pada pukul 07.00 sampai 13.00 WITA.
Baca juga: Nelayan di Mataram diimbau adaptif pada potensi gelombang pasang
Sedangkan di Sape, prakiraan cuaca adalah cerah berawan hingga hujan ringan dengan waktu pasang mulai dari jam 05.00 sampai 15.00 WITA.
Potensi banjir rob yang terjadi kali ini di pesisir Nusa Tenggara Barat dipicu akibat fase bulan baru yang berlangsung pada 23 sampai 26 Juli 2025.
Fase bulan baru terjadi akibat Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga Bulan tampak gelap dari Bumi lantaran sisi terang sepenuhnya menghadap Matahari. Ketika fase bulan baru, air laut mengalami pasang akibat daya tarik gravitasi Bulan dan Matahari yang sejajar dengan Bumi.
Baca juga: Pohon pelindung ditanam di sepanjang pesisir Mataram cegah gelombang pasang
