Bima (ANTARA) - Puluhan ribu penonton menghadiri babak final lomba sampan Festival Sangiang Api (FSA) 2025 yang digelar di pantai Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.
Laga penentu ini mempertemukan enam sampan layar terbaik, masing-masing dikemudikan oleh enam pelaut andal yang menjadi kebanggaan wilayah pesisir utara Pulau Sumbawa. Ke-enam perahu itu adalah Ajora Sultan, Walet Hitam, Rama Generation, Sembilan Naga, Fornas, dan Halilintar.
Pantauan ANTARA, sampan-sampan ini dilepas pukul 12.00 Wita sekitar 10 mil dari Pulau Sangiang menuju finis di Sangiang Darat. Deru angin, derap ombak, serta sorak sorai penonton menjadi latar penuh semangat saat para joki laut unjuk kemampuan membaca arus dan menaklukkan lintasan di perairan Flores yang menantang.
Baca juga: Bupati Bima komitmen bawa Festival Sangiang Api ke KEN tahun 2026
Dilokasi ribuan penonton memadati sepanjang garis pantai desa tersebut, mereka tak hanya datang dari warga lokal, tetapi juga masyarakat dari Kabupaten Bima, Kota Bima, hingga Kabupaten Dompu yang rela menempuh perjalanan jauh demi menyaksikan pertarungan sengit para jawara bahari.
"Ini bukan sekedar lomba, ini pesta laut, tradisi turun temurun leluhur kami dan tentu adu gengsi mempertahankan nama baik sebagai pelaut handal," kata salah satu pemilik sampan Syaifullah.
Dikatakannya, Festival Sangiang Api adalah magnet wisata budaya dan bahari. Lomba sampan layar menjadi salah satu puncak acaranya, menyajikan tontonan spektakuler sekaligus mempertahankan warisan leluhur dalam mengarungi samudra.
"Even ini kembali dihidupkan setelah enam tahun vakum dan menjadi emas kesempatan untuk mengeksplorasi kekayaan wisata bahari dan kebudayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Bima," jelasnya.
Baca juga: Kemenpar promosikan Festival Sangiang Api 2025 di Bima
Syaifullah berharap, event kembali rutin digelar tiap tahun dan menjadi prioritas pengembangan pariwisata NTB kedepannya.
"Kita memiliki kekayaan wisata bahari, tradisi dan kebudayaan masyarakat pesisir yang tidak pernah tersentuh oleh polesan sektor pariwisata. Padahal, potensinya sangat besar dan tidak kalah dengan daerah lainnya, jadi saatnya lah kita berada setara dan sejajar dengan daerah-daerah lain di NTB dan Indonesia umumnya," pungkasnya.
Pada babak final ini, sampan Ajora Sultan keluar sebagai juara pertama, diikuti Walet Hitam, sebagai juara dua. Sementara juara ketiga dan ke-empat diambil alih Rama Generation dan Sembilan Naga, juara kelima dan enam (Fornas dan Halilintar).
Baca juga: Polres Bima Kota gelar rakor pengamanan Festival Sangiang Api 2025
Acara lomba sampan tradisional ini, akan dilanjutkan besok (Minggu) untuk menentukan juara umum dengan 16 perahu memperebutkan hadiah utama sepeda motor.
Selain lomba sampan tradisional, FSA 2025 dimeriahkan juga lomba perahu dayung, menyelam, lari 10K, sepeda, kemudian pertunjukan seni tari dan kebudayaan tradisional, bazar UMKM, kuliner khas Wera, pementasan teater rakyat dan hiburan artis ibukota.
Baca juga: IKRA dan Pemkab Bima matangkan penyelenggaraan Festival Sangiang Api 2025
Baca juga: Festival Sangiang Api 2025 di Bima bakal masuk KEN
