Gerakan pangan murah digelar di Mataram jaga stabilitas harga pangan

id Dinas Ketahanan Pangan ,Kota Mataram,Gerakan pangan murah

Gerakan pangan murah digelar di Mataram jaga stabilitas harga pangan

Antusias warga berbelanja di Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/9-2025). ANTARA/HO-DKP Mataram.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggelar gerakan pangan murah (GPM) untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan strategis serta mendukung upaya pengendalian inflasi selama Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram Lalu Johari di Mataram, Kamis, mengatakan, kegiatan GPM dilaksanakan selama tiga hari yakni 8-10 September 2025.

"Selama tiga hari, GPM kami laksanakan di tiga kelurahan berbeda dan padat penduduk guna mendekatkan layanan pembelian pangan murah selama Maulid Nabi," katanya.

Tiga kelurahan yang menjadi lokasi kegiatan GPM, pada hari pertama dilaksanakan di Kelurahan Pagesangan Timur, kedua di Kelurahan Rembiga, hari ketiga di Kelurahan Tanjung Karang Permai.

Kegiatan GPM di bulan Maulid bisa membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga murah atau di bawah harga pasar. Apalagi, tradisi merayakan Maulid Nabi secara umum di Kota Mataram, dilaksanakan secara besar-besaran dengan berbagai kegiatan doa, zikir, dan ditutup dengan makan bersama.

Baca juga: Disdag Mataram pantau harga pangan jelang Maulid

Dalam kegiatan makan bersama, beras, gula, telur, minyak, dan aneka bumbu menjadi kebutuhan masyarakat sehingga pemerintah harus hadir untuk membantu pemenuhan kebutuhan tersebut guna meringankan beban masyarakat.

Menurutnya, selama tiga hari pelaksanaan GPM antusias warga Kota Mataram berbelanja cukup tinggi. Hal itu, dapat dilihat dari hasil penjualan 17 distributor yang ikut serta dalam GPM.

Untuk beras SPHP terjual sebanyak 1.545 kilogram, gula pasir terjual 331 kilogram, bawang merah terjual 190 kilogram, minyak goreng premium terjual hingga 384 liter, minyak goreng merek Minyakita terjual hingga 1.382 liter, telur ayam ras 300 tray (satu tray isi 30 butir).

Baca juga: Pemkot Mataram menggelar pangan murah 25-27 September kendalikan harga

Harga yang ditawarkan di GPM memiliki selisih sekitar 1.000-Rp5.000 jika dibandingkan harga di pasar. Seperti harga beras SPHP dijual hanya Rp11.600 per kilogram atau Rp58.000 per bungkus isi 5 kilogram, kemudian Minyakita Rp15.500 per liter, telur kecil Rp47.000 per tray (isi 30 butir), telur besar Rp51.000 per tray.

Selanjutnya cabai rawit Rp24.000 per kilogram, bawang merah Rp25.000 per kilogram, bawang putih Rp30.000 per kilogram, gula pasir Rp16.500-Rp17.000 per kilogram.

"GPM menjadi salah satu langkah nyata Pemerintah Kota Mataram bersama pemangku kepentingan menjaga ketersediaan pangan dan melindungi daya beli masyarakat," katanya.

Baca juga: Disdag Mataram pantau harga kebutuhan pokok menjelang Idul Adha

Di sisi lain, katanya, kehadiran distributor besar dan pelaku usaha lokal seperti Bank Indonesia Perwakilan NTB, Perum Bulog Kanwil NTB, Dinas Pertanian Kota Mataram, PT Rajawali Nusindo, PT PPI, PT Sungai Budi Group, CV Sina Makmur, CV Semangat Kita, membuktikan komitmen bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Karena itu, pihaknya berharap sinergi antar instansi dan pelaku usaha terus terjalin, sehingga upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan dapat terus berlanjut, sekaligus menjadi bagian penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

"Melalui kegiatan GPM, masyarakat diharapkan dapat memperoleh pangan berkualitas dengan harga lebih murah dibandingkan pasaran, sekaligus menekan gejolak harga di tingkat konsumen," katanya.

Baca juga: Mataram gelar bazar pangan murah upaya pengendalian harga

Baca juga: Pemkot Mataram akan menggelar bazar GPM stabilkan harga jelang Idul Adha

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.