Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menyampaikan langkah-langkah strategis untuk mengurai penumpukan roster (daftar tunggu) calon pekerja migran Indonesia (CPMI) untuk ditempatkan di Korea Selatan untuk sektor service melalui skema Government to Government (G-to-G).
"Kami telah menyiapkan langkah-langkah strategis agar penempatan PMI ke Korea Selatan bisa berjalan lebih cepat dan transparan," kata Menteri Mukhtarudin dalam keterangannya saat menggelar rapat untuk membahas permasalahan penumpukan roster G-to-G ke Korea Selatan untuk sektor Service 2 di Kantor KP2MI, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kementeriannya telah berkoordinasi dengan Human Resources Development Service of Korea (HRDK) dan Atase Ketenagakerjaan Korea untuk mempercepat proses penempatan dan memastikan hak-hak calon PMI tetap terlindungi.
Mukhtarudin menyebut dirinya memahami bahwa penumpukan roster tersebut harus diselesaikan dengan cepat. Menurut dia, penumpukan tersebut tidak hanya berdampak terhadap calon pekerja migran yang sudah lulus ujian, tetapi juga memengaruhi kepercayaan publik terhadap tata kelola penempatan skema G-to-G.
Mukhtarudin menambahkan bahwa KP2MI telah menempuh sejumlah langkah strategis untuk mengurai penumpukan roster sektor servis tersebut. Upaya itu meliputi pertemuan dengan Delegasi Ministry of Employment and Labor (MOEL) Korea Selatan untuk menyampaikan usulan terkait penumpukan roster G to G.
Mereka juga melakukan koordinasi dengan Center for Employment Permit System (CEPS) terkait dampak ekonomi domestik Korea, serta berdiskusi dengan Atase Ketenagakerjaan Korea untuk perluasan jabatan, lingkup pemberi kerja, dan wilayah kerja sektor service 2.
Baca juga: Usai dilantik, Menteri P2MI Mukhtarudin siap jalankan Astacita sebaik-baiknya
"Kami ingin memastikan penempatan CPMI ke Korea Selatan berlangsung cepat, transparan, dan memberi kepastian hukum. Dengan sistem yang lebih terbuka, calon PMI dapat memantau sendiri prosesnya sehingga kepercayaan publik terhadap skema G to G tetap terjaga," tegasnya.
Selain itu, Mukhtarudin menyatakan untuk meningkatkan kompetensi CPMI, KP2MI bekerja sama dengan HRDK untuk menyediakan website pembelajaran online, pelatihan bahasa Korea gratis bersama King Sejong Institute, dan memanfaatkan CPMI yang sudah menunggu sangat lama untuk mengikuti pilot project root industry.
Baca juga: Menteri P2MI meresmikan Desa Migran Emas di NTB
Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapan CPMI sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan industri di Korea Selatan.
"Kami berharap langkah-langkah ini dapat mengurai penumpukan roster khususnya pada sektor servis secara bertahap, meningkatkan kompetensi CPMI, dan memastikan kebutuhan industri Korea Selatan terpenuhi dengan tenaga kerja berkualitas," kata Menteri P2MI itu lebih lanjut.
