Kala olahraga berpadu budaya dan wisata alam

id rinjani color run,museum ntb,wisata budaya,gunung rinjani,sejarah samalas purba,gunung samalas,nusa tenggara barat Oleh Dr. Ahmad Nuralam, S.H., M.H. *)

Kala olahraga berpadu budaya dan wisata alam

Arsip - Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmad Nuralam menyampaikan pidato tentang misi mengenalkan sejarah-budaya kepada masyarakat luas di pelataran Museum NTB, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/1/2025). ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram (ANTARA) - Ajang Rinjani Color Run III yang digelar Perum LKBN ANTARA Biro Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir Agustus 2025 di Sembalun, Lombok Timur bukan hanya sekadar ajang olahraga lari santai melainkan perpaduan yang apik menyuguhkan edukasi budaya dan wisata alam.

Acara itu dikemas dalam nuansa festival penuh warna di mana ribuan peserta melewati pos-pos dengan taburan bubuk warna sambil menikmati panorama megah Gunung Rinjani.

Lebih dari sekadar olahraga, kegiatan itu menjadi tempat berkumpul, merayakan kegembiraan, sekaligus memperkuat citra Sembalun sebagai destinasi wisata unggulan di Nusa Tenggara Barat.

Rangkaian acara berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama 23 Agustus, peserta diajak untuk mengikuti intimate camp di Rest Area Sembalun yang diramaikan dengan hiburan musik, stand-up comedy, gelar wicara inspiratif, hingga api unggun, dan jamming session.

Suasana hangat itu bertujuan membangun keakraban dan memperkenalkan budaya lokal. Hari kedua pada 24 Agustus menjadi puncak acara, yakni lari sejauh lima kilometer dengan rute melewati pos warna, dilanjutkan hiburan musik, senam bersama, pembagian hadiah, dan ditutup dengan seremoni resmi.


Mengenal budaya

Keterlibatan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat dalam ajang itu membuat perhelatan Rinjani Color Run kian menarik. Museum NTB menghadirkan pameran edukatif berupa koleksi sejarah gunung purba Samalas dan Gunung Rinjani, termasuk maket gunung, artefak, dan brosur yang menceritakan letusan besar Samalas abad ke-13.

Kehadiran museum memberikan perspektif lain berupa pengetahuan dalam sebuah festival olahraga dan hiburan, sehingga peserta tidak hanya menikmati keseruan berlari, tetapi juga bisa memahami jejak sejarah dan alam yang membentuk wajah NTB yang terpampang dalam maket Rinjani.

Museum NTB membawa sejumlah koleksi budaya yang dipamerkan langsung kepada masyarakat dan peserta Rinjani Color Run, di antaranya arca dan kain tradisional khas Lombok.

Ada juga Arca Simawadewa yang ditemukan di Desa Sapit, Lombok Timur pada tahun 1960 setelah erupsi maha dahsyat Gunung Samalas. Termasuk kain tenun, serta babad atau sastra klasik yang menceritakan tentang letusan Gunung Samalas pada tahun 1257, serta kearifan lokal masyarakat Lombok.

Antusiasme masyarakat terhadap pameran itu menjadi bukti bahwa edukasi sejarah dan budaya dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan. Melalui Rinjani Color Run III 2025, museum hadir bukan hanya sebagai institusi penyimpan benda bersejarah, tetapi juga sebagai ruang interaksi publik yang mampu menyatukan olahraga, pariwisata, dan kebudayaan dalam satu pengalaman utuh.

Dari sini dapat dipahami bahwa festival seperti itu tidak sekadar memperkuat citra wisata Nusa Tenggara Barat, tetapi juga memperkaya kesadaran publik akan sejarah dan identitas budaya daerahnya.

Keikutsertaan Museum NTB juga selaras dengan kampanye 'Kotaku museumku kampungku museumku' sebagai inisiasi untuk menjadikan budaya sebagai denyut nadi kehidupan sehari-hari masyarakat.

Keterlibatan itu telah membangun paradigma baru bahwa sejarah dan budaya tidak lagi dipajang rapi di ruang-ruang pameran museum, melainkan hadir di tengah masyarakat, menyapa lewat aktivitas yang dekat dengan minat generasi muda.

Dengan demikian, museum dapat bertransformasi menjadi institusi yang adaptif, relevan, dan berdaya dalam menguatkan kebanggaan lokal.

Hal itu juga memberikan pesan agar pelestarian budaya tidak harus selalu kaku dan formal. Justru melalui kolaborasi lintas sektor seperti olahraga, pariwisata, komunitas kreatif, hingga pendidikan, nilai-nilai budaya dapat dikomunikasikan lebih luwes, lentur, dan luas yang diterima dengan cara yang menyenangkan.

Keberhasilan penyelenggaraan Rinjani Color Run III 2025 menciptakan efek berganda bagi sektor sosial-ekonomi masyarakat. Tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan pengetahuan budaya, tetapi juga menjadikan Rinjani sebagai ikon pariwisata yang berbasis multi sektor seperti, olahraga, budaya, kuliner, agrowisata, dan tentunya nuansa alam.

Dengan begitu sudah sepatutnya arah pariwisata ke depan harusnya mengikutsertakan banyak sektor agar mendorong perputaran ekonomi lokal mulai dari usaha kuliner tradisional, perajin lokal, hingga industri kreatif memperoleh manfaat dari kunjungan peserta Rinjani Color Run III 2025.


Menguatkan pasar pariwisata

Berdasarkan hasil survei para ahli tahun 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan tren positif yang berfokus pada cultural immersion, health and wellness torism, dan eco-tourim (artikel itu disadur dari KOMPAS pada 17/1/2025).

Pentingnya ketiga sektor itu karena wisatawan berkunjung karena memiliki keinginan yang lebih autentik dan terhubung langsung dengan budaya lokal.

Kegiatan ramah lingkungan mendorong wisatawan untuk memilih destinasi yang memperhatikan kelestarian alam karena mereka dapat melakukan aktivitas luar ruangan dan petualangan yang menawarkan pemandangan alam, sehingga lebih rileks dan menyenangkan.

Artinya outlook pariwisata diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mendukung kemajuan pariwisata lantaran pariwisata tidak hanya mengandalkan alam saja, tapi juga dengan keunikan agar destinasi wisata dapat menjadi ruang interaksi dan refleksi bagi wisatawan.

Keterlibatan Pemerintah NTB harus penuh mengingat Rinjani Color Run 2025 sudah memiliki basis peserta dan pasar tersendiri. Setidaknya membangun geliat pariwisata dibutuhkan peran penuh berbagai stakeholder.

Pasalnya, pasar pariwisata memiliki segmentasi pasar tersendiri: masyarakat yang ingin memahami keunikan budaya, merasakan keindahan alam, dan mencari petualangan dan kegiatan luar ruangan.

Rinjani Color Run telah memiliki basis sendiri yang didominasi oleh generasi muda dan masyarakat berkeluarga, sehingga ajang seperti itu perlu mendapatkan dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah agar ke depan tidak hanya olahraga dan budaya yang mengisi kegiatan tersebut tapi dikombinasikan dengan kegiatan pendukung.

Kolaborasi berbagai kegiatan pendukung dapat menguatkan citra yang bersifat kebahagiaan dan menyenangkan dengan melibatkan keluarga muda, seperti lomba mewarnai dan berbagai kuis edukatif lainnya.

Semoga tahun depan pelaksanaan Rinjani Color Run bisa lebih baik dengan melibatkan semua sektor melalui integrasi sektor olahraga, wisata, dan budaya.


*) Penulis merupakan Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat.



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.