Surabaya (ANTARA) - Rinjani Color Run III 2025 yang digelar Perum LKBN ANTARA Biro Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 23–24 Agustus 2025 di kawasan Sembalun, kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, hadir bukan sekadar sebagai ajang olahraga lari santai sejauh 5 kilometer.
Acara ini, yang secara resmi dibuka oleh Gubernur NTB pada Minggu, 24 Agustus 2025, dikemas dalam nuansa festival penuh warna, di mana ribuan peserta melewati pos-pos dengan taburan bubuk warna sambil menikmati panorama megah Rinjani.
Lebih dari sekadar olahraga, event ini menjadi tempat berkumpul, merayakan kegembiraan, sekaligus memperkuat citra Sembalun sebagai destinasi wisata unggulan di Nusa Tenggara Barat.
Rangkaian acara berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, peserta diajak untuk mengikuti intimate camp di Rest Area Sembalun, yang diramaikan dengan hiburan musik, stand up comedy, talkshow inspiratif, hingga api unggun dan jamming session. Suasana hangat ini bertujuan membangun keakraban dan memperkenalkan budaya lokal. Hari kedua menjadi puncak acara, yakni lari 5K dengan rute yang melewati pos warna, dilanjutkan hiburan musik, senam bersama, pembagian doorprize, dan ditutup dengan seremoni resmi.
Yang membuat Rinjani Color Run tahun ini semakin menarik adalah keterlibatan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Museum NTB). Museum NTB menghadirkan pameran edukatif berupa koleksi sejarah Gunung Purba Samalas dan Gunung Rinjani, termasuk maket gunung, artefak, dan brosur yang menceritakan letusan besar Samalas abad ke-13.
Kehadiran museum memberikan perspektif lain berupa pengetahuan dalam sebuah festival olahraga dan hiburan, sehingga peserta tidak hanya menikmati keseruan berlari, tetapi juga bisa memahami jejak sejarah dan alam yang membentuk wajah NTB yang terpampang dalam maket Rinjani.

Museum NTB membawa sejumlah koleksi budaya yang dipamerkan langsung kepada masyarakat dan peserta Rinjani Color Run 2025, di antaranya arca dan kain tradisional khas Lombok. Ada juga Arca Simawadewa yang ditemukan di Desa Sapit, Lombok Timur pada tahun 1960 setelah erupsi Samalas-Rinjan berabad-abad lalu. Termasuk kain tenun, serta babad atau sastra klasik yang menceritakan tentang letusan Gunung Samalas pada tahun 1257, termasuk kearifan lokal masyarakat Lombok.
Antusiasme masyarakat terhadap pameran ini menjadi bukti bahwa edukasi sejarah dan budaya dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan. Melalui Rinjani Color Run 2025, museum hadir bukan hanya sebagai institusi penyimpan benda bersejarah, tetapi juga sebagai ruang interaksi publik yang mampu menyatukan olahraga, pariwisata, dan kebudayaan dalam satu pengalaman utuh. Dari sini, dapat dipahami bahwa festival seperti ini tidak sekadar memperkuat citra wisata NTB, tetapi juga memperkaya kesadaran publik akan sejarah dan identitas budaya daerahnya.
Keikutsertaan museum NTB juga selaras dengan kampanye “Kotaku museumku kampungku museumku” sebagai inisiasi untuk menjadikan budaya sebagai denyut nadi kehidupan sehari-hari masyarakat. Keterlibatan ini telah membangun paradigma baru bahwa sejarah dan budaya tidak lagi dipajang rapi di ruang-ruang pameran museum, melainkan hadir di tengah masyarakat, menyapa lewat aktivitas yang dekat dengan minat generasi muda.
Dengan demikian museum dapat bertransformasi menjadi institusi yang adaptif, relevan, dan berdaya dalam menguatkan kebanggaan lokal. Ini juga memberikan pesan agar pelestarian budaya tidak harus selalu kaku dan formal. Justru melalui kolaborasi lintas sektor seperti olahraga, pariwisata, komunitas kreatif, hingga Pendidikan, nilai-nilai budaya dapat dikomunikasikan lebih luwes, lentur, dan luas yang diterima dengan cara yang menyenangkan.
Keberhasilan penyelenggaraan Rinjani Color Run 2025 menciptakan efek berantai bagi sektor sosio-ekonomi masyarakat. Tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan pengetahuan budaya, tetapi juga menjadikan Rinjai sebagai icon pariwisata yang berbasis multi sektor seperti, olahraga, budaya, kuliner, agro wisata, dan tentunya nuansa alam.

Dengan begitu sudah sepatuhnya arah pariwisata ke depan harusnya mengikutsertakan banyak sektor karena kehadiran ribuan peserta dan wisatawan yang mengikuti event Rinjani Color Run 2025, secara langsung mendorong perputaran ekonomi local. Mulai dari usaha kuliner tradisional, pengrajin lokal, hingga industry kreatif memperolah manfaat dari kunjungan peserta event Color Run 2025.
Berdasarkan hasil survev para ahli tahun 2023 dan 2024 menunjukan bahwa sektor pariwisata Indonesiai terus menunjukan tren positif yang berfokus pada cultural immersion, health and wellness torism, dan eco-tourim (kompas.com, 17/01/25). Pentingnya ketiga sekotor ini karena wisatawan berkunjung karena memiliki keinganan yang lebih autentik dan terhubung langsung dengan budaya local.
Selain itu ramah lingkungan mendorong wisatawan untuk memilih destinasi yang memperhatikan kelestarian alam. Karena dengan begitu, mereka dapat melakukan aktifitas luar ruangan dan petualangan yang menawarkan pemandangan alam, sehingga lebih rileks dan menyenangkan.
Artinya outlook pariwisata diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mendukung kemajuan pariwisata, karenanya pariwisata tidak hanaya mengandalakan alam saja, tapi juga dengan keunikan agar destinansi wisata dapat menjadi ruang interaksi dan refleksi bagi wisatawan.

Keterlibatan Pemprov NTB harus penuh mengingat event Rinjani Color Run 2025 sudah memiliki basis peserta dan market tersendri. Setidaknya membangun geliat pariwisata dibutuhkan peran penuh berbagai stakeholder. Pasalnya, market pariwisata memiliki segmentasi pasar tersendiri: masyarakat yang ingin memahami keunikan budaya, merasakan keindahan alam, dan mencari petualangan dan kegiatan luar ruangan.
Market Rinjani Color Run 2025 telah memiliki basis sendiri yang didominasi oleh generasi muda dan masyarakat berkeluarga. Sehingga event seperti ini perlu mendapatkan dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah, agar kedepannya tidak hanya olahraga dan budaya yang mengisi kegiatan tersebut tapi dikombinasikan dengan kegiatan pendukung untuk menguatakan citra event yang bersifat happy dan fun dengan melibatkan keluarga muda seperti lomba mewarnai dan quis-quis edukatif lainya. Diharapkan tahun depan pelaksanaan Rinjani Color Run 2026 akan lebih baik lagi dengan melibatkan semua sektor melaui integrasi sektor olahraga, wisata, dan budaya.
*) Penulis adalah Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
