Belasan kaligrafer adu tangkas dalam perlombaan kaligrafi di Mataram

id lomba kaligrafi,lomba kaligrafi mataram,seni menulis indah,alquran,seni kaligrafi,kota mataram,nusa tenggara barat

Belasan kaligrafer adu tangkas dalam perlombaan kaligrafi di Mataram

Sejumlah peserta membuat karya seni kaligrafi dalam ajang perlombaan kaligrafi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (23/9/2025). ANTARA/HO-Widiya

Mataram (ANTARA) - Sebanyak 15 kaligrafer beradu kepiawaian membuat tulisan indah berbahasa Arab dalam lomba kaligrafi dalam ajang perlombaan yang digelar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Dewan Juri Lomba Kaligrafi, Musawwar dalam pernyataan di Mataram, Rabu, mengatakan perlombaan itu merupakan ajang mengekspresikan keindahan dalam seni tulis ayat suci Alquran.

"Penilaiannya mencakup tiga komponen utama, yaitu kaidah penulisan, keindahan bentuk, dan kebersihan karya," ucapnya.

Kegiatan lomba kaligrafi tingkat Kota Mataram tersebut diikuti oleh perwakilan dari enam kecamatan, antara lain Ampenan, Cakranegara, Selaparang, Sandubaya, Sekarbela, dan Mataram. Mereka sebelumnya telah melalui seleksi ketat di tingkat desa dan kecamatan.

Baca juga: Kemenag mencatat dua rekor MURI penulisan Mushaf Nusantara

Lomba itu dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan media penulisan, antara lain media kertas, papan, dan kanvas.

Dalam media kertas, peserta menampilkan hiasan mushaf dan naskah-naskah Alquran. Sedangkan, dalam media papan peserta membuat dekorasi bernuansa Islami. Adapun media kanvas digunakan untuk kategori kaligrafi kontemporer, yakni kombinasi antara seni tulis Arab dengan unsur keindahan alam.

Musawwar memaparkan bahwa peserta harus memiliki kemampuan menulis berdasarkan standar khat atau gaya tulisan Arab, seperti Naskhi, Riq’i, Farisi, Diwani Jali, hingga Kufi.

"Ini tidak sekadar menulis, tapi menuangkan rasa seni dan imajinasi dalam bentuk tulisan. Kaligrafi bukan hanya karya visual, tapi bagian dari ibadah dan penghormatan terhadap Alquran," ujarnya.

Ajang lomba tersebut tidak memiliki standar usia dan tergantung dari kecamatan siapa peserta yang akan dikirim untuk berpartisipasi karena dalam lomba ini mengandalkan keterampilan murni peserta tanpa bantuan pihak lain.

Baca juga: Islam punya budaya kaya dan agung

Salah satu peserta, Sona Amalia, perwakilan dari Sandubaya yang mengikuti kategori kaligrafi kontemporer mengaku telah mempersiapkan diri sejak dua bulan sebelumnya.

Ia mengaku sempat merasa gugup karena waktu yang diberikan cukup terbatas hanya delapan jam, termasuk istirahat.

"Persiapan dari seleksi kecamatan dulu, latihan membuat sketsa, pemilihan warna, dan menyusun komposisi karya," kata Sona.

Lomba ini bertujuan untuk memilih peserta terbaik yang akan mewakili Kota Mataram di tingkat provinsi.

Selain sebagai ajang prestasi, kegiatan itu juga menjadi wadah membina generasi muda agar lebih mencintai Alquran tidak hanya melalui lantunan ayat, tetapi juga dalam bentuk visual yang indah.

Kaligrafi adalah keindahan selayaknya membaca Alquran dengan suara merdu, sehingga menulisnya juga harus dengan keindahan.

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.