Program MBG langkah besar untuk masa depan bangsa

id Mbg,Guru besar ui,Ui depok,Indonesia emas 2045

Program MBG langkah besar untuk masa depan bangsa

Ketua Dewan Guru Besar (DGB) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof. Fatma Lestari. ANTARA/Dokumen Pribadi

Depok (ANTARA) - Ketua Dewan Guru Besar (DGB) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof. Fatma Lestari mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah langkah besar untuk masa depan bangsa.

“Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah langkah besar untuk masa depan bangsa. Tetapi, jangan hanya fokus pada kata ‘gratis’ dan ‘bergizi’ saja. Pastikan juga makanan itu aman, karena sejatinya, setiap asupan yang aman dan sehat adalah pondasi untuk melahirkan generasi Indonesia yang lebih kuat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan,” tutur Prof. Fatma Lestari dalam keterangannya, Sabtu.

Ia menilai pemerintah memiliki itikad baik dan program mulia yakni menciptakan generasi emas pada masa yang akan datang. Satu di antaranya melalui program Makan Bergizi Gratis

Prof. Fatma Lestari yang juga Kepala Disaster Risk and Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) menyampaikan harapan pada program MBG yang masih berlanjut.
Dia mengatakan MBG adalah inisiatif strategis pemerintah untuk meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya anak sekolah. Program tersebut sejatinya tidak dapat berjalan sendiri. Misalnya saja harus dibarengi dengan jaminan keamanan pangan (food safety) dan higiene pangan (food hygiene).

Kasus keracunan yang hingga kini masih terjadi merupakan pengingat terhadap pentingnya sistem pengawasan dan standar yang ketat. Tujuannya agar makanan yang dikonsumsi benar-benar aman.
Ia menjelaskan alasan food safety dan food hygiene harus jadi prioritas. Setidaknya ada tiga alasan.

Baca juga: Presidential regulation to define roles in free meal program: BGN

Pertama Melindungi kesehatan anak, mengingat usia mereka lebih rentan terhadap penyakit akibat makanan yang tercemar. Kedua Mencegah keracunan massal. Kasus keracunan makanan yang saat ini terjadi, terutama di sekolah sebenarnya dapat dicegah.

Ketiga jaminan mutu program MBG. Dalam implementasinya mengacu pada SNI, misalnya SNI ISO 22000. Sehingga masyarakat akan yakin bahwa makanan tersebut benar-benar aman Tidak berhenti sampai memberikan alasan, Prof. Fatma menjelaskan ada lima langkah yang setidaknya dapat menjadi acuan.

Pertama Standar Operasional Prosedur (SOP) Dapur Bersih: Hal yang awal dimulai dari dapur. Petugas wajib cuci tangan, menggunakan sarung tangan, masker, dan seragam yang bersih.

Baca juga: Finance Ministry reports threefold increase in MBG budget absorption

Kedua menu seimbang: Satu menu makan bergizi gratis dapat terdiri atas setengah piring sayur-buah, seperempat karbohidrat, dan seperempat porsinya protein.

Ketiga lakukan pemeriksaan Food Handler: Jangan dilupakan bahwa petugas dapur perlu melewati pengecekan rutin kesehatan. Bahkan lebih jauh harus dilakukan juga pemeriksaan atas penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tifus.

Keempat Audit dan Inpeksi: Untuk dapat memastikan standar itu berjalan dengan baik, perlu adanya pemeriksaan harian, audit bulanan, hingga evaluasi berkala Kelima Teknologi Pendukung: Untuk menjaga mutu makanan, ada dua hal yang juga dapat dilakukan. Pertama menggunakan aplikasi monitoring, dan sistem rantai dingin (cold chain).

“Makanan yang sehat harus bebas dari bahaya biologis (bakteri dan virus), kimia (pestisida dan logam berat) maupun fisik (kerikil dan serpihan plastik). Untuk itu, penerapan standar keamanan pangan menjadi kunci agar program tidak hanya memberi manfaat gizi, tetapi juga melindungi kesehatan penerima manfaat," demikian Prof. Fatma.



Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.