Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengapresiasi dukungan psikososial Dinas Sosial Jawa Timur untuk anak-anak korban maupun keluarga korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, lewat kegiatan Pojok Bermain.
"Kami sangat mengapresiasi langkah proaktif dan cepat tanggap Provinsi Jawa Timur, khususnya Dinas Sosial yang secara terus menerus memberikan layanan dukungan psikososial kepada korban dan keluarga korban sejak hari pertama bangunan pondok pesantren runtuh hingga kini," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Hal itu dikatakannya saat meninjau Posko Search and Rescue (SAR) gabungan yang dipimpin oleh Pemprov Jawa Timur dan melihat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Dinas Sosial Jawa Timur untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP), baik kepada korban maupun keluarga korban.
Menurut dia, aktivitas tersebut merupakan salah satu upaya penyembuhan trauma melalui terapi permainan sebagai sarana psikososial bagi anak-anak.
Baca juga: KemenPPPA menekankan komitmen bersama perkuat pemberdayaan perempuan
"Anak-anak cenderung mengekspresikan perasaannya lewat permainan dibandingkan percakapan langsung. Oleh karena itu, terapi permainan menjadi salah satu metode dukungan psikososial yang efektif untuk membantu anak-anak pulih dari dampak trauma yang dirasakannya," katanya.
Baca juga: Ditjenpas NTB apresiasi dukungan KemenPPPA latih warga binaan
Menteri PPPA pun mendorong seluruh pihak, baik dari pemerintah pusat, daerah, lembaga sosial, masyarakat sipil, hingga donatur untuk terus berkolaborasi dalam koordinasi dan monitoring pemulihan tragedi serta mewujudkan lingkungan Pesantren Ramah Anak yang aman, sehat, nyaman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Arifah Fauzi menyerahkan paket bantuan spesifik anak untuk usia 0 - 11 bulan, 1 - 4 tahun, 5 - 12 tahun, dan 13 - 18 tahun bagi anak-anak korban ambruknya bangunan mushalla di Pondok Pesantren Al-Khoziny.
