Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meluncurkan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem rantai pasok nasional melalui program Kemudahan Usaha Mikro untuk Bermitra (Kumitra).
Program ini bertujuan memperluas peluang usaha, meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, dan mendorong mereka naik kelas agar terintegrasi dalam rantai pasok formal, baik di tingkat nasional maupun global. Menteri UMKM Maman Abdurrahman, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa banyak pelaku usaha mikro selama ini berjuang sendirian tanpa jaminan pasar yang pasti, sehingga sulit berkembang.
“Hasil evaluasi kami menunjukkan bahwa salah satu hambatan utama usaha mikro adalah minimnya dukungan pasar. Kumitra hadir untuk menjawab tantangan itu,” ujar Maman dalam peluncuran Kumitra di Sukabumi, Kamis.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak 2022 hingga 2024 tercatat 2.546 kesepakatan kemitraan antara usaha besar dan UMKM dengan nilai mencapai Rp15,9 triliun. Kemitraan ini melibatkan 725 perusahaan besar dan 1.505 pelaku UMKM dari berbagai sektor.
Baca juga: Pemerintah ikhtiar ciptakan lapangan pekerjaan lewat UMKM, kata Wamen Helvi
“Padahal kita punya lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia. Artinya, ruang kemitraan masih sangat luas untuk diperkuat,” kata Maman.
Maman menuturkan selain memperkuat rantai pasok, program Kumitra juga berorientasi pada pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Ia menekankan bahwa sebagian besar pelaku usaha mikro adalah ibu rumah tangga, dan sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto, perhatian khusus juga diberikan kepada penyandang disabilitas.
Baca juga: Cak Imin dorong UMKM nikmati dana Rp200 Triliun Himbara
Dalam kesempatan tersebut, Menteri UMKM bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi melepas ekspor perdana opak singkong produksi PT Gemilang Agro Inovasi, yang merupakan kreasi penyandang disabilitas di Sukabumi, ke Brunei Darussalam sebanyak 28.800 pack dengan nilai sekitar 18 ribu dolar AS atau sekitar Rp284,4 juta.
