Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyerahkan bantuan sandang pangan untuk masyarakat terdampak bencana banjir di salah satu tempat pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
"Hari ini kami juga memberikan dukungan, bantuan. Selain dari Kemendagri, pemerintah provinsi dalam bentuk pangan, pakaian dan lain-lain," kata Tito Karnavian, di Pidie Jaya, Sabtu.
Adapun rombongan pusat yang hadir meninjau banjir dan titik pengungsian di Pidie Jaya tersebut yakni Mendagri Tito Karnavian, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Agus Subiyanto, Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, anak Presiden, Didit Prabowo.
Kedatangan pejabat pusat ini didampingi Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi, Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri dan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal. Rombongan mengunjungi dan memberikan bantuan sandang pangan kepada masyarakat di lokasi pengungsian Gampong Blang Awee dan komplek perkantoran Bupati Pidie Jaya.
Baca juga: Kemendagri menegaskan pentingnya komitmen kuat selesaikan batas desa
Adapun bantuan yang dibawa Mendagri dari Jakarta hari ini berupa kain sarung, mukenah, jilbab, daster, kaos lengan panjang. Kemudian, juga ada yang disiapkan di Pidie berupa air mineral susu bayi. Di sisi lain, rombongan Menteri Pertahanan juga membawa bantuan bahan pangan dan starlink ke lokasi pengungsian di Pidie Jaya menggunakan helikopter super puma.
Usai menyerahkan bantuan, Mendagri Tito Karnavian melanjutkan peninjauan ke Lhokseumawe menggunakan jalur darat. Sementara yang lainnya kembali menggunakan helikopter. Dalam kesempatan ini, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa, mulai besok dan seterusnya pemerintah terus membawa kebutuhan masyarakat terdampak bencana di Aceh, mulai dari pakaian, air bersih, makanan, obat-obatan.
Baca juga: Kemendagri-BNPB siapkan posko nasional
"Pemerintah, mulai besok dan seterusnya akan membawa segala kebutuhan pakaian, air bersih, makanan, obat obatan kepada pengungsi di semua wilayah di Aceh yang terdampak banjir dan longsor," tegas Menhan.
Sebagai informasi, bencana hidrometeorologi baik banjir maupun longsor terjadi sejak 18 November 2025 telah, berdampak pada 16 dari 23 kabupaten/kota se Aceh. Hingga saat ini, berdasarkan laporan BNPB, musibah di Aceh telah menelan 35 korban jiwa, 25 hilang, dan delapan orang terluka, serta 4.846 keluarga mengungsi. Jumlah angka tersebut kemungkinan bertambah karena masih ada daerah banjir yang terisolasi.
