Senggigi, Lombok Barat (ANTARA) - Pemerintah Desa Senggigi bersama komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam Beach Boys for Changes (BBC) melepas puluhan tukik di Pantai Senggigi, Selasa (7/9) sore.
Kepala Desa Senggigi, Mastur SE mengatakan pelepasan dan penangkaran penyu ini merupakan kekayaan yang khasanah konservasi destinasi di wilayah Senggigi sehingga perlu dilestarikan oleh semua lapisan masyarakat.
"Kami sangat senang dan mendukung sekali kegiatan-kegiatan seperti ini karena ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pantai Senggigi," ujarnya.
Dikatakan Mastur, selain pelepasan dan penakaran penyu, di laut Senggigi beberapa bulan yang lalu juga telah dilakukan penanaman terumbu karang dan hasilnya sekarang terumbu karang itu sudah tumbuh dan banyak ikan-ikan yang tinggal di sekitarnya.
"Mudah-mudahan nanti kita akan jadikan area ini sebagai daerah konservasi yaitu konservasi laut," katanya.
"Dari pihak desa juga nantinya akan mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes) tentang konservasi yang bekerjasama dengan pihak Lingkungan Hidup (LH), Kepolisian, Polairud, Babinsa, Babinkamtibmas serta dimantapkan oleh BBC," jelasnya.
Sementara, perwakilan Beach Boys for Changes (BBC) Budi Riyadi menjelaskan bahwa penakaran dan pelepasan tukik telah dilakukan bersama timnya selama kurang lebih enam bulan dan sudah melepas ratusan anak penyu.
"Jadi penakaran ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan penyu. Karena, mengingat banyak sekali sekarang kegiatan ilegal seperti memburu telur penyu lalu dijual untuk dimakan. Selain itu, menggunakan jaring-jaring yang bisa merusak terumbu karang dan tak sedikit penyu dewasa nyangkut dijaring tersebut kemudian mati. Berangkat dari hal ini, kami coba untuk pelestarian ini biar kedepannya anak cucu kita masih bisa melihat penyu di Senggigi ini," paparnya.
Awalnya, kata Budi, kegiatan ini secara swadaya tapi setelah berjalan beberapa pekan akhirnya ada pihak-pihak yang berdonasi dengan menyumbangkan sebagian rezekinya sehingga sampai detik ini masih berjalan.
"Alhamdulillah, kegiatan ini sampai sekarang masih tetap berjalan," katanya.
Ia bersama timnya sangat berterima kasih karena mendapat respon positif juga dari Pemerintah Desa Senggigi.
Bahkan dengan hadirnya langsung Kepala Desa dan jajarannya serta pihak kepolisian, Babinkamtibmas semakin menambah suasana baru.
"Terima kasih buat pak Kades baru, pak Mastur dan seluruh staf dan dari pihak kepolisian, Pak Babin yang bisa hadir langsung di pantai ini," katanya.
Kepala Desa Senggigi, Mastur SE mengatakan pelepasan dan penangkaran penyu ini merupakan kekayaan yang khasanah konservasi destinasi di wilayah Senggigi sehingga perlu dilestarikan oleh semua lapisan masyarakat.
"Kami sangat senang dan mendukung sekali kegiatan-kegiatan seperti ini karena ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pantai Senggigi," ujarnya.
Dikatakan Mastur, selain pelepasan dan penakaran penyu, di laut Senggigi beberapa bulan yang lalu juga telah dilakukan penanaman terumbu karang dan hasilnya sekarang terumbu karang itu sudah tumbuh dan banyak ikan-ikan yang tinggal di sekitarnya.
"Mudah-mudahan nanti kita akan jadikan area ini sebagai daerah konservasi yaitu konservasi laut," katanya.
"Dari pihak desa juga nantinya akan mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes) tentang konservasi yang bekerjasama dengan pihak Lingkungan Hidup (LH), Kepolisian, Polairud, Babinsa, Babinkamtibmas serta dimantapkan oleh BBC," jelasnya.
Sementara, perwakilan Beach Boys for Changes (BBC) Budi Riyadi menjelaskan bahwa penakaran dan pelepasan tukik telah dilakukan bersama timnya selama kurang lebih enam bulan dan sudah melepas ratusan anak penyu.
"Jadi penakaran ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan penyu. Karena, mengingat banyak sekali sekarang kegiatan ilegal seperti memburu telur penyu lalu dijual untuk dimakan. Selain itu, menggunakan jaring-jaring yang bisa merusak terumbu karang dan tak sedikit penyu dewasa nyangkut dijaring tersebut kemudian mati. Berangkat dari hal ini, kami coba untuk pelestarian ini biar kedepannya anak cucu kita masih bisa melihat penyu di Senggigi ini," paparnya.
Awalnya, kata Budi, kegiatan ini secara swadaya tapi setelah berjalan beberapa pekan akhirnya ada pihak-pihak yang berdonasi dengan menyumbangkan sebagian rezekinya sehingga sampai detik ini masih berjalan.
"Alhamdulillah, kegiatan ini sampai sekarang masih tetap berjalan," katanya.
Ia bersama timnya sangat berterima kasih karena mendapat respon positif juga dari Pemerintah Desa Senggigi.
Bahkan dengan hadirnya langsung Kepala Desa dan jajarannya serta pihak kepolisian, Babinkamtibmas semakin menambah suasana baru.
"Terima kasih buat pak Kades baru, pak Mastur dan seluruh staf dan dari pihak kepolisian, Pak Babin yang bisa hadir langsung di pantai ini," katanya.