Mataram, (Antara Mataram) - Gunung Sangeangapi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, hingga kini masih berstatus siaga (level III) sejak ditingkatkan statusnya dari waspada (level II) pada 19 Mei 2013 pukul 14.00 WITA.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat H Kun Dwi Santoso di Mataram, Rabu, mengatakan aktivitas Gunung Sangeangapi dengan ketinggian 1.909 meter di atas permukaan laut itu hingga saat ini masih diwarnai kegempaan cukup tinggi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas vulkanik Gunung Sangeangapi secara signifikan, maka statusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya," katanya.
Ia mengatakan, pemantauan secara intensif akan terus dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan Gunung Sangeangpi.
Pemahaman terhadap aktivitas gunung tersebut harus tetap dilakukan secara intensif melalui sosialisasi tentang ancaman dan bahaya letusan Gunung Sangeangapi.
Menurut dia, hasil pemantauan secara visual dari Pos Pengamatan Gunung Sangeangapi di Sangeang, Bima, selama Mei 2013 pada umumnya di bagian puncak terlihat asap putih tipis setinggi 10 meter.
Menurut dia, baik kubah lava maupun daerah di sekelilingnya tidak menunjukkan perubahan dibanding dengan kondisi saat penurunan status pada November 2012. Aktivitas vulkanik juga tidak terlihat di daerah puncak dan sekitarnya.
Kun mengatakan, jumlah kegempaan Gunung Sangeangapi selama Mei 2013 masih cukup tinggi. Dalam satu hari rata-rata terekam 10-12 kejadian gempa vulkanik dalam (VA), 6-8 kejadian gempa vulkanik dangkal (VB), 12-14 kejadian gempa hembusan, 6 kejadian gempa tektonik lokal, dan 3-4 kejadian gempa tektonik jauh.
Jumlah tersebut, menurut dia, masih berada di atas batas normal untuk Gunungapi Sangeangapi yaitu 3-4 kejadian per hari untuk gempa vulkanik dangkal.
Pemantauan secara visual hingga awal Mei 2013, menurut Kun, kondisi di sekitar puncak Gunung Sangeangapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Hanya terlihat asap putih tipis setinggi 10 meter dari puncak.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat H Kun Dwi Santoso di Mataram, Rabu, mengatakan aktivitas Gunung Sangeangapi dengan ketinggian 1.909 meter di atas permukaan laut itu hingga saat ini masih diwarnai kegempaan cukup tinggi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas vulkanik Gunung Sangeangapi secara signifikan, maka statusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya," katanya.
Ia mengatakan, pemantauan secara intensif akan terus dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan Gunung Sangeangpi.
Pemahaman terhadap aktivitas gunung tersebut harus tetap dilakukan secara intensif melalui sosialisasi tentang ancaman dan bahaya letusan Gunung Sangeangapi.
Menurut dia, hasil pemantauan secara visual dari Pos Pengamatan Gunung Sangeangapi di Sangeang, Bima, selama Mei 2013 pada umumnya di bagian puncak terlihat asap putih tipis setinggi 10 meter.
Menurut dia, baik kubah lava maupun daerah di sekelilingnya tidak menunjukkan perubahan dibanding dengan kondisi saat penurunan status pada November 2012. Aktivitas vulkanik juga tidak terlihat di daerah puncak dan sekitarnya.
Kun mengatakan, jumlah kegempaan Gunung Sangeangapi selama Mei 2013 masih cukup tinggi. Dalam satu hari rata-rata terekam 10-12 kejadian gempa vulkanik dalam (VA), 6-8 kejadian gempa vulkanik dangkal (VB), 12-14 kejadian gempa hembusan, 6 kejadian gempa tektonik lokal, dan 3-4 kejadian gempa tektonik jauh.
Jumlah tersebut, menurut dia, masih berada di atas batas normal untuk Gunungapi Sangeangapi yaitu 3-4 kejadian per hari untuk gempa vulkanik dangkal.
Pemantauan secara visual hingga awal Mei 2013, menurut Kun, kondisi di sekitar puncak Gunung Sangeangapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Hanya terlihat asap putih tipis setinggi 10 meter dari puncak.