Mataram, (Antara NTB) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin mengaku khawatir rencana Pemerintah Australia meminta warganya tidak berkunjung ke Indonesia jika eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba `Bali Nine` dilakukan akan merugikan pariwisata di provinsi ini.

"Sebagai daerah yang dikunjungi wisatawan Australia, kami khawatir pariwisata NTB akan kehilangan turis, apalagi jika ancaman itu benar terjadi," kata Amin menanggapi ancaman Pemerintah Australia, di Mataram, Senin.

Menurut Amin, ancaman Pemerintah Australia itu bisa saja berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan asal negeri kanguru itu ke NTB. Karena, diakuinya, dalam setahun terakhir tingkat kunjungan wisatawan Australia ke daerah ini cukup tinggi.

"Di satu sisi kunjungan warga Australia ke NTB tertinggi saat ini, tetapi ada desakan untuk tidak berkunjung ke Indonesia. Makanya, kalau ini benar terjadi, kita pasti kehilangan wisatawan, karena mereka yang terbesar saat ini," katanya.

Untuk itu, meski mendukung penegakan supremasi hukum yang dilakukan pemerintah terhadap para pelaku narkoba, namun menurut Amin, pemerintah juga tidak boleh serta merta begitu saja tidak mempedulikan ancaman tersebut.

"Ya kita meminta agar semuanya menjadi bahan pertimbangan pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, mengancam pihaknya akan menggiring opini publik agar warga Australia tidak berwisata ke Indonesia. Hal ini sebagai imbas rencana Pemerintah Indonesia mengeksekusi mati dua gembong narkoba "Bali Nine".

Bishop meyakini penurunan wisatawan dari negeri kanguru akan segera terjadi usai eksekusi. Soalnya dia menerima banyak informasi bahwa warga Australia ramai menyusun petisi mengecam sikap Indonesia.

Dua warga Australia yang akan dieksekusi mati adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Pada 2006, mereka menyelundupan 8,3 kilogram heroin ke Bali. (*)

Pewarta : Nur Imansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024