Lombok Tengah (Antaranews NTB) - Festival Pesona Bau Nyale 2018 di Pantai Seger, Desa Kuta, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat Tengah dinilai menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
"Kalau kami selaku pengelola kawasan, sangat berterima kasih karena dengan adanya event ini menjadi magnet daya tarik wisata untuk bisa datang ke Mandalika," ucap Kepala General Affair ITDC I Gusti Lanang Bratasuta di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah, Rabu.
Menurutnya, pelaksanaan Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) sejalan dengan pembangunan di kawasan Mandalika yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan.
"Kita (ITDC) sangat mendukung, apalagi ini sejalan antara pembangunan kawasan terutama hotel hotel restoran dengan adanya event," terangnya.
Untuk itu kedepan pihaknya berharap selain Bau Nyale, ada event event-event lain yang juga dipusatkan di sini (Mandalika), sehinga daya tarik wisatawan akan lebih banyak datang menikmati keindahan yang ada di Mandalika.
"Dukungan akan tetap kita berikan. Justru kedepan akan kita kemas lebih bagus lagi, mungkin akan kita tata lebih indah sehinga orang datang bisa menikmati festival budaya yang luar biasa. Sehingga, di internasional Mandalika semakin terkenal," jelas Bratasuta.
Selain Bau Nyale, pihaknya juga tengah mempersiapkan Mandalika sebagai lokasi penyelenggaraan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) yang berlangsung bulan Mei 2018 dan pertemuan Annual Meeting IMF-World Bank bulan Oktober mendatang.
Berkaitan dengan hal itu, ITDC selaku pengembangan Mandalika terus melakukan pembenahan disamakan sini untuk menata kawasan, terutama pembangunan infrastruktur dan diupyakan seluruh pengerjaannya bisa tuntas pada bulan Maret 2018.
"Infrastruktur kita upayakan selesai di akhir Maret. Makanya siang malam kita kerjakan, infrastruktur, jalan dan lainnya," imbuhnya.
Pelaksanaan pembukaan puncak Pesona Bau Nyale 2018 dilaksanakan Selasa malam (6/3) dan berakhir dengan menangkap Nyale (cacing laut) Rabu dini hari (7/3) hingga pagi ini. Pembukaan sendiri dihadiri Staf Ahli Menpar Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuti, Sekda NTB, Rosiady Sayuti, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, dan Plt Bupati Lombok Tengah H Fathul Bahri. Tidak ketinggalan ribuan masyarakat dan wisatawan membanjiri Festival Pesona Bau Nyale 2018 tersebut.
"Ini sudah jadi tradisi ratusan tahun, karenanya Kemenpar kenapa selalu ada karena sudah ada perpres (peraturan presiden) bahwa Mandalika jadi prioritas dari pemerintah. Jadi kita sangat fokus di NTB," tegas Esthy Reko Astuti.
Untuk NTB, Kemenpar ungkap Esthy Reko Astuti menetapkan empat event yang menjadi prioritas nasional. Yakni, Festival Bau Nyale, Festival Lombok Sumbawa, Festival Tambora dan Festival Moyo. Dari empat itu, Festival Bau Nyale sebagai pembuka 2018.
"Bau Nyale ini salah satu "trigger push" target 4 juta wisatawan untuk NTB. Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mendorong kunjungan. Termasuk, Mandalika sebagai prioritas," katanya. (*)
"Kalau kami selaku pengelola kawasan, sangat berterima kasih karena dengan adanya event ini menjadi magnet daya tarik wisata untuk bisa datang ke Mandalika," ucap Kepala General Affair ITDC I Gusti Lanang Bratasuta di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah, Rabu.
Menurutnya, pelaksanaan Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) sejalan dengan pembangunan di kawasan Mandalika yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan.
"Kita (ITDC) sangat mendukung, apalagi ini sejalan antara pembangunan kawasan terutama hotel hotel restoran dengan adanya event," terangnya.
Untuk itu kedepan pihaknya berharap selain Bau Nyale, ada event event-event lain yang juga dipusatkan di sini (Mandalika), sehinga daya tarik wisatawan akan lebih banyak datang menikmati keindahan yang ada di Mandalika.
"Dukungan akan tetap kita berikan. Justru kedepan akan kita kemas lebih bagus lagi, mungkin akan kita tata lebih indah sehinga orang datang bisa menikmati festival budaya yang luar biasa. Sehingga, di internasional Mandalika semakin terkenal," jelas Bratasuta.
Selain Bau Nyale, pihaknya juga tengah mempersiapkan Mandalika sebagai lokasi penyelenggaraan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) yang berlangsung bulan Mei 2018 dan pertemuan Annual Meeting IMF-World Bank bulan Oktober mendatang.
Berkaitan dengan hal itu, ITDC selaku pengembangan Mandalika terus melakukan pembenahan disamakan sini untuk menata kawasan, terutama pembangunan infrastruktur dan diupyakan seluruh pengerjaannya bisa tuntas pada bulan Maret 2018.
"Infrastruktur kita upayakan selesai di akhir Maret. Makanya siang malam kita kerjakan, infrastruktur, jalan dan lainnya," imbuhnya.
Pelaksanaan pembukaan puncak Pesona Bau Nyale 2018 dilaksanakan Selasa malam (6/3) dan berakhir dengan menangkap Nyale (cacing laut) Rabu dini hari (7/3) hingga pagi ini. Pembukaan sendiri dihadiri Staf Ahli Menpar Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuti, Sekda NTB, Rosiady Sayuti, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, dan Plt Bupati Lombok Tengah H Fathul Bahri. Tidak ketinggalan ribuan masyarakat dan wisatawan membanjiri Festival Pesona Bau Nyale 2018 tersebut.
"Ini sudah jadi tradisi ratusan tahun, karenanya Kemenpar kenapa selalu ada karena sudah ada perpres (peraturan presiden) bahwa Mandalika jadi prioritas dari pemerintah. Jadi kita sangat fokus di NTB," tegas Esthy Reko Astuti.
Untuk NTB, Kemenpar ungkap Esthy Reko Astuti menetapkan empat event yang menjadi prioritas nasional. Yakni, Festival Bau Nyale, Festival Lombok Sumbawa, Festival Tambora dan Festival Moyo. Dari empat itu, Festival Bau Nyale sebagai pembuka 2018.
"Bau Nyale ini salah satu "trigger push" target 4 juta wisatawan untuk NTB. Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mendorong kunjungan. Termasuk, Mandalika sebagai prioritas," katanya. (*)