Mataram (ANTARA) - Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, Ali Muhtasom mendorong diversifikasi destinasi wisata baru di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menyebar arus wisatawan di wilayah itu.
"Diversifikasi destinasi ini dengan mengembangkan destinasi wisata baru, selain yang sudah terkenal seperti Lombok dan Gili Trawangan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Mataram, NTB, Kamis.
Ia menilai diversifikasi destinasi ini penting dalam mendongkrak kunjungan dan penyebaran wisatawan di provinsi itu. Sebab, menurutnya saat ini pariwisata di NTB menunjukkan potensi besar dengan keindahan alam seperti pantai, pegunungan, dan budaya lokal yang unik.
Namun, kata dia, beberapa hal perlu juga dibangun dan ditingkatkan untuk memaksimalkan potensi tersebut, seperti promosi dan pemasaran.
"Hal ini harus ada upaya promosi secara digital dan konvensional untuk menarik wisatawan domestik dan internasional," kata Ali.
Tidak hanya bicara promosi, tentunya harus juga dibarengi peningkatan SDM dan pelatihan dengan meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja di sektor pariwisata melalui pelatihan berbasis kompetensi.
"Tidak itu saja, harus ada pengelolaan lingkungan yang mengadopsi praktik pariwisata berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam dan budaya lokal," ucapnya.
Selain itu yang perlu juga adalah meningkatkan aksesibilitas pariwisata. Aksebilitas itu kata Ali, seperti transportasi udara, di mana Bandara Internasional Lombok sudah ada, tetapi perlu peningkatan dalam jumlah dan kualitas penerbangan, terutama penerbangan langsung dari berbagai kota besar di Indonesia dan luar negeri.
Kemudian transportasi darat, banyak jalan menuju destinasi wisata yang kurang memadai, dengan kondisi jalan yang rusak atau tidak terawat.
Begitu juga transportasi laut, meskipun ada beberapa pelabuhan, transportasi laut antar pulau masih terbatas dan seringkali tidak terjadwal dengan baik.
Adapun solusi untuk meningkatkan aksesibilitas pariwisata di NTB ini, yakni dengan peningkatan infrastruktur jalan.
"Di mana pemerintah perlu memperbaiki dan membangun jalan yang menghubungkan destinasi wisata utama dengan kota-kota besar dan bandara," ujar Ali.
Di samping pengembangan bandara dengan meningkatkan fasilitas dan layanan di Bandara Internasional Lombok serta mengupayakan penambahan rute penerbangan langsung.
Begitu halnya transportasi laut perlu ditingkatkan frekuensi dan kualitas layanan feri serta kapal cepat antar pulau untuk mempermudah akses wisatawan.
Sarana transportasi publik juga harus disediakan dan memperbaiki transportasi publik seperti bus wisata yang terjangkau dan nyaman untuk wisatawan.
Yang sangat perlu sambungnya, adalah membangun kemitraan dengan swasta dengan cara mengundang investasi swasta dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan layanan pariwisata untuk memastikan kualitas yang baik.
"Penerapan teknologi tidak bisa di kesampingkan bahwa perlu menggunakan aplikasi dan teknologi digital untuk menyediakan informasi real-time tentang transportasi dan akses ke destinasi wisata. Dengan fokus pada aspek-aspek ini, pariwisata di NTB dapat berkembang lebih baik dan berkelanjutan," katanya.
"Diversifikasi destinasi ini dengan mengembangkan destinasi wisata baru, selain yang sudah terkenal seperti Lombok dan Gili Trawangan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Mataram, NTB, Kamis.
Ia menilai diversifikasi destinasi ini penting dalam mendongkrak kunjungan dan penyebaran wisatawan di provinsi itu. Sebab, menurutnya saat ini pariwisata di NTB menunjukkan potensi besar dengan keindahan alam seperti pantai, pegunungan, dan budaya lokal yang unik.
Namun, kata dia, beberapa hal perlu juga dibangun dan ditingkatkan untuk memaksimalkan potensi tersebut, seperti promosi dan pemasaran.
"Hal ini harus ada upaya promosi secara digital dan konvensional untuk menarik wisatawan domestik dan internasional," kata Ali.
Tidak hanya bicara promosi, tentunya harus juga dibarengi peningkatan SDM dan pelatihan dengan meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja di sektor pariwisata melalui pelatihan berbasis kompetensi.
"Tidak itu saja, harus ada pengelolaan lingkungan yang mengadopsi praktik pariwisata berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam dan budaya lokal," ucapnya.
Selain itu yang perlu juga adalah meningkatkan aksesibilitas pariwisata. Aksebilitas itu kata Ali, seperti transportasi udara, di mana Bandara Internasional Lombok sudah ada, tetapi perlu peningkatan dalam jumlah dan kualitas penerbangan, terutama penerbangan langsung dari berbagai kota besar di Indonesia dan luar negeri.
Kemudian transportasi darat, banyak jalan menuju destinasi wisata yang kurang memadai, dengan kondisi jalan yang rusak atau tidak terawat.
Begitu juga transportasi laut, meskipun ada beberapa pelabuhan, transportasi laut antar pulau masih terbatas dan seringkali tidak terjadwal dengan baik.
Adapun solusi untuk meningkatkan aksesibilitas pariwisata di NTB ini, yakni dengan peningkatan infrastruktur jalan.
"Di mana pemerintah perlu memperbaiki dan membangun jalan yang menghubungkan destinasi wisata utama dengan kota-kota besar dan bandara," ujar Ali.
Di samping pengembangan bandara dengan meningkatkan fasilitas dan layanan di Bandara Internasional Lombok serta mengupayakan penambahan rute penerbangan langsung.
Begitu halnya transportasi laut perlu ditingkatkan frekuensi dan kualitas layanan feri serta kapal cepat antar pulau untuk mempermudah akses wisatawan.
Sarana transportasi publik juga harus disediakan dan memperbaiki transportasi publik seperti bus wisata yang terjangkau dan nyaman untuk wisatawan.
Yang sangat perlu sambungnya, adalah membangun kemitraan dengan swasta dengan cara mengundang investasi swasta dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan layanan pariwisata untuk memastikan kualitas yang baik.
"Penerapan teknologi tidak bisa di kesampingkan bahwa perlu menggunakan aplikasi dan teknologi digital untuk menyediakan informasi real-time tentang transportasi dan akses ke destinasi wisata. Dengan fokus pada aspek-aspek ini, pariwisata di NTB dapat berkembang lebih baik dan berkelanjutan," katanya.