Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu sudah lebih dari 500 dan belum ada kasus kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Minggu, mengatakan, data tersebut merupakan angka kumulatif dari Januari sampai minggu pertama November 2024.
"Dari 500-an kasus DBD yang kami catat, hingga saat ini belum ada kasus kematian dan semoga tidak pernah ada," katanya.
Guna menekan kasus DBD terutama pada musim pancaroba ini, masyarakat diimbau untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus dengan menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat-tempat penampungan air.
Baca juga: Puskesmas di Mataram diminta aktifkan PSN setelah hujan
Masyarakat yang memiliki tandon air, kolam ikan dan sejenisnya hendaknya rajin dibersihkan serta menambahkan bubuk abate untuk mencegah munculnya jentik nyamuk.
"Abate bisa diminta di kantor kami, puskesmas, maupun di kader secara gratis," katanya.
Sebelumnya, kata Emiral, pada akhir Oktober 2024 Dinas Kesehatan menangani 10 kasus DBD secara masif di salah satu kompleks perumahan di Kopajali, Kecamatan Sekarbela.
Baca juga: Dinkes Mataram lakukan PSN di wilayah terdampak banjir
Ketika tim dari Dinas Kesehatan turun melakukan PSN ke 20 unit rumah, terdapat 14 rumah jadi sarang jentik nyamuk karena adanya genangan air pada barang-barang bekas termasuk di vas bunga.
"Kepedulian keluarga melakukan PSN secara mandiri sangat penting, untuk mencegah potensi penyakit DBD," katanya.
PSN dinilai lebih efektif untuk mencegah penyakit DBD karena bisa memberantas jentik nyamuk. Sedangkan fogging dilakukan hanya ketika ada kasus DBD. Apalagi fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa pada satu tempat saja, sementara jangkauan terbang nyamuk bisa mencapai 100 meter.
Baca juga: Antisipasi DBD, Gerakan PSN digencarkan di Mataram
Selain itu, asap dari fogging disebut bisa menimbulkan penyakit lain karena dilakukan menggunakan bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan hingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan. Seperti iritasi saluran pernafasan, asma, dan lainnya.
"Karena itu, sebenarnya fogging menjadi lini kesekian untuk penanganan DBD, dan yang efektif untuk penanganan DBD adalah PSN," katanya.
Baca juga: Disdik minta sekolah di Mataram gencarkan PSN
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Minggu, mengatakan, data tersebut merupakan angka kumulatif dari Januari sampai minggu pertama November 2024.
"Dari 500-an kasus DBD yang kami catat, hingga saat ini belum ada kasus kematian dan semoga tidak pernah ada," katanya.
Guna menekan kasus DBD terutama pada musim pancaroba ini, masyarakat diimbau untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus dengan menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat-tempat penampungan air.
Baca juga: Puskesmas di Mataram diminta aktifkan PSN setelah hujan
Masyarakat yang memiliki tandon air, kolam ikan dan sejenisnya hendaknya rajin dibersihkan serta menambahkan bubuk abate untuk mencegah munculnya jentik nyamuk.
"Abate bisa diminta di kantor kami, puskesmas, maupun di kader secara gratis," katanya.
Sebelumnya, kata Emiral, pada akhir Oktober 2024 Dinas Kesehatan menangani 10 kasus DBD secara masif di salah satu kompleks perumahan di Kopajali, Kecamatan Sekarbela.
Baca juga: Dinkes Mataram lakukan PSN di wilayah terdampak banjir
Ketika tim dari Dinas Kesehatan turun melakukan PSN ke 20 unit rumah, terdapat 14 rumah jadi sarang jentik nyamuk karena adanya genangan air pada barang-barang bekas termasuk di vas bunga.
"Kepedulian keluarga melakukan PSN secara mandiri sangat penting, untuk mencegah potensi penyakit DBD," katanya.
PSN dinilai lebih efektif untuk mencegah penyakit DBD karena bisa memberantas jentik nyamuk. Sedangkan fogging dilakukan hanya ketika ada kasus DBD. Apalagi fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa pada satu tempat saja, sementara jangkauan terbang nyamuk bisa mencapai 100 meter.
Baca juga: Antisipasi DBD, Gerakan PSN digencarkan di Mataram
Selain itu, asap dari fogging disebut bisa menimbulkan penyakit lain karena dilakukan menggunakan bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan hingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan. Seperti iritasi saluran pernafasan, asma, dan lainnya.
"Karena itu, sebenarnya fogging menjadi lini kesekian untuk penanganan DBD, dan yang efektif untuk penanganan DBD adalah PSN," katanya.
Baca juga: Disdik minta sekolah di Mataram gencarkan PSN