Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan sangat kecil terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dasarian II Agustus 2025 dari tanggal 11 hingga 20 Agustus.

"Peluang terjadinya hujan dengan intensitas lebih dari 20 milimeter per dasarian sebesar kurang dari 10 persen yang terjadi di seluruh wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana di Mataram, Senin.

Nindya menjelaskan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2025 secara umum berada pada kategori rendah dari angka 0 sampai 50 milimeter per dasarian.

Baca juga: Curah hujan rendah di NTB diprediksi berlanjut sampai Oktober 2025

Menurutnya, hanya ada sebagian kecil wilayah dengan kategori curah hujan menengah (51 – 150 milimeter per dasarian), yaitu sebagian kecil Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara. Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2025 bervariasi pada kategori bawah normal (BN) hingga atas normal (AN).

"Curah hujan tertinggi terpantau di pos hujan Lenenk Duren, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 86 milimeter per dasarian," kata Nindya.

Hasil pemantauan BMKG terhadap Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut secara umum pada kategori pendek (6-10 hari tanpa hujan) hingga sangat panjang (31-60) HTH.

Baca juga: Sebanyak 30 ribu jiwa terdampak banjir di Mataram

Nindya mengungkapkan ada beberapa wilayah yang mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari tanpa hujan) di Kabupaten Sumbawa, yaitu di Pos Hujan Lape dengan 77 HTH dan Pos Hujan Rhee dengan 61 HTH.

Kemudian daerah yang juga masuk kategori kekeringan ekstrem terletak di Kabupaten Bima yang terpantau melalui Pos Hujan Wera dengan 75 HTH.

Pada 11 Agustus 2025,BMKG melalui data satelit mendeteksi ada 44 titik panas di NTBt. Mayoritas titik panas itu berada di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Bima.

"Kondisi angin secara umum bertiup dari arah tenggara-selatan dengan kecepatan 5 hingga 30 kilometer per jam," kata Nindya Kirana.

Baca juga: Tanaman tembakau di Lombok Tengah rusak akibat cuaca ekstrem


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025