Mataram (ANTARA) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Nusa Tenggara Barat mengeluhkan harga onderdil kendaraan roda empat yang relatif mahal sebagai dampak tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di tengah merebaknya "Coronavirus Desease 19" (COVID-19).
"Onderdil itu kan sebagian juga diimpor, otomatis harganya pasti naik seiring mahalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kecuali kalau bisa dibuat di lokal atau dalam negeri," kata Ketua DPD Organda NTB, Antonius Zaremba, di Mataram, Senin.
Relatif mahalnya harga onderdil, kata dia, tidak diimbangi dengan pemasukan yang memadai di tengah merebaknya virus Corona. Para penumpang sudah tidak ramai lagi seperti hari normal, meskipun terminal, bandara dan pelabuhan tetap dibuka oleh pemerintah.
Pengusaha maupun pengemudi moda transportasi darat antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) tetap beroperasi seperti biasa, meskipun kondisi jumlah penumpang sudah sangat sepi.
"Saya pantau AKDP jurusan Kota Mataram-Kabupaten Lombok Timur, tetap beroperasi. Bahkan, saya berdialog langsung dengan para sopi yang juga menjadi pemilik angkutan. Mereka sangat terdampak, tapi tetap berikhtiar," ujarnya.
Ia menambahkan pengusaha AKAP juga tetap mengoperasikan armadanya untuk melayani penumpang yang ingin ke Pulau Jawa dan sebaliknya. Hal itu tetap dilakukan meskipun pemerintah memberlakukan kebijakan pengurangan jumlah penumpang untuk mencegah penularan COVID-19.
"Jadi penumpang harus diatur jaraknya, tidak boleh berdekatan. Misalnya, kursi penumpang bus yang biasanya 30 orang harus terisi 15 orang," ucap Antonius.
Melihat beban pengusaha dan sopir angkutan darat, ia berharap pemerintah pusat maupun daerah bisa memberikan keringanan, baik berupa pemberian bantuan dana maupun keringanan dari sisi perpajakan dan angsuran kendaraan di perusahaan pembiayaan.
Organda NTB juga sudah berkoordinasi dengan DPP Organda di Jakarta, agar meneruskan aspirasi para pengusaha dan pengemudi angkutan darat ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
"Kami juga sudah mendata jumlah pengemudi transportasi darat yang tergabung dalam Organda NTB. Data tersebut segera kami kirim ke Jakarta dan Dinas Perhubungan NTB," kata Antonius.
Berita Terkait
Kenaikan tarif penyeberangan Lombok-Sumbawa mulai 12 Januari pukul 00.00 WITA
Kamis, 12 Januari 2023 5:40
Dishub-Organda NTB siapkan 30 unit bus gratis penonton WSBK
Selasa, 1 November 2022 5:37
Organda NTB menyiapkan 427 armada antisipasi lonjakan pemudik
Kamis, 28 April 2022 16:09
Organda harapkan stok BBM di ajang MotoGP penuhi kebutuhan transportasi
Kamis, 17 Maret 2022 21:51
Organda NTB khawatirkan terjadi inflasi dampak tarif penyeberangan naik
Kamis, 30 Desember 2021 8:14
Organda NTB minta penyesuaian tarif penyeberangan Poto Tano-Kayangan
Selasa, 15 Juni 2021 0:51
2.714 sopir angkutan di NTB terdampak COVID-19
Rabu, 15 April 2020 12:13
Organda NTB Minta Pemerintah Tidak Utak-atik Tarif
Selasa, 6 Januari 2015 17:16