Yogyakarta (ANTARA) - Letusan awan panas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Kamis, masih terjadi, bahkan paling besar dibandingklan erupsi pada 26 Oktober 2006 sehingga kalangan warga diminta tetap waspada.
"Akibat erupsi diperkirakan akan terjadi hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, karena angin masih mengarah ke barat," kata Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono, di Yogyakarta.
Surono mengatakan asap putih di puncak Gunung Merapi hingga kini terus membumbung tinggi sehingga ketinggian asap dari puncak gunung teraktif di Indonesia itu diperkirakan mencapai empat kilometer.
Oleh karena itu, kata dia, penduduk yang tinggal di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk mewaspadai hujan abu. "Hujan abu cenderung mengarah ke Kabupaten Magelang," katanya.
Sejak Rabu (3/11) mulai pukul 11.04 WIB, erupsi terus terjadi di Gunung Merapi dan berdasarkan hasil rekaman seismograf di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) awan panas secara beruntun terus terjadi hingga tengah malam.
Selain awan panas, pada Rabu malam, juga terlihat lontaran batu pijar sehingga seluruh petugas pos pengamatan Gunung Merapi ditarik mengingat bahaya yang akan terjadi. Batas terjauh luncuran awan pada Rabu adalah sekitar sembilan kilometer (km) ke arah Kali Gendol.
Kondisi itu menyebabkan PVMBG memperluas radius aman penduduk dari ancaman bahaya awan panas erupsi Gunung Merapi dari 10 kilometer menjadi 15 kilometer.
"Pada Rabu (3/11) pukul 16.05 WIB, kami memutuskan untuk memperluas radius aman menjadi 15 kilometer termasuk di dalamnya daerah pengungsian karena jarak luncuran awan panas dilaporkan cukup jauh," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Rabu.
Gunung Merapi pada Rabu Sore kembali meletus dan sekitar pukul 14.44 WIB terjadi luncuran awan panas besar dengan durasi sekitar satu setengah jam dan jarak luncur sembilan kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Menurut dia, perluasan radius aman tersebut cukup signifikan mengingat jauhnya jarak luncur yang bisa dicapai awan panas. Pada erupsi eksplosif 26 Oktober 2010, jarak luncur terjauh yang bisa dicapai oleh awan panas mencapai 7,5 km dengan durasi sekitar 33 menit. (*)