Seorang siswa SD hilang terseret arus air irigasi di Lomtim

id Pelajar SD,Lombok Timur ,NTB

Seorang siswa SD hilang terseret arus air irigasi di Lomtim

Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian terhadap korban yang hilang terseret arus air irigasi, di Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (16/12/2024), ANTARA/HO-Humas Polres Lombok Timur.

Mataram (ANTARA) - Seorang siswa sekolah dasar (SD) bernama Asila Ausi Zahra (7) warga Desa Danerase, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dikabarkan hilang terseret arus air jaringan irigasi saat bermain mandi hujan, Senin (16/12) sore.
"Karena korban tak ditemukan hari ini, pencarian akan dilanjutkan besok (Selasa)," kata Kapolsek Keruak Polres Lombok Timur Iptu Mastar di Selong, Senin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun bahwa sebelum kejadian korban sempat meminta izin kepada bibinya untuk pergi bermain hujan. Namun beberapa lama kemudian, pihak keluarga mendapat laporan kalau korban hanyut terseret air di aliran irigasi yang tak jauh dari rumah korban.

Mendengar laporan tersebut ibu korban berteriak meminta pertolongan, sehingga keluarga korban bersama warga mendatangi tempat kejadian perkara ( TKP) untuk mencari korban, termasuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Baca juga: Basarnas Maumere gelar kesiapsiagaan hadapi Naru

Anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Keruak yang mendapat laporan tersebut langsung berkoordinasi dengan Tim SAR, dan turun ke TKP melakukan pencarian dengan menyusuri aliran irigasi itu.

"Namun korban belum ditemukan hingga malam ini. Karena terkendala malam, proses pencarian akan dilakukan besok.

Baca juga: Tim SAR gabungan evakuasi jenazah pemancing di perairan Lotim

Dia menjelaskan terkait penyebab korban jatuh ke irigasi dan terseret air sungai masih dalam penyelidikan dan proses pencarian telah dilakukan bersama pihak keluarga, Polri, TNI termasuk tim SAR.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat yang disertai angin kencang yang dapat menimbulkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di wilayah Provinsi NTB selama tiga hari ke depan.