Semarang (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan bahwa proses rehabilitasi perikanan di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pascaerupsi Gunung Merapi diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun.
"Proses rehabilitasi perikanan tersebut baru bisa dimulai awal 2011 dan membutuhkan waktu cukup lama karena kondisi yang cukup parah terutama di wilayah dengan radius 10-15 kilometer dari Gunung Merapi," katanya di Semarang, Minggu malam.
Ia mengatakan, kolam ikan yang paling parah terkena dampak bencana tersebut berada di Sleman seluas 117 hektare yang dimiliki 70 kelompok yang terdiri atas 2.751 orang.
"Petambak di daerah tersebut membutuhkan benih ikan 11 juta ekor dengan dana Rp1,6 miliar, pakan sebanyak 1.050 ton yang memerlukan biaya sekitar Rp8,4 miliar serta dana revitalisasi kolam sebesar Rp15,9 miliar," ujarnya.
Menurut dia, proses rehabilitasi perikanan yang akan dilakukan pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp80 miliar yang akan diberikan di beberapa wilayah yang terkena langsung dampak erupsi Gunung Merapi.
Ia mengatakan, pemberian ganti rugi bagi para petani tambak akan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok mitra binaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, kelompok yang berada di kawasan minapolitan, dan kelompok yang merupakan balai-balai pembenihan ikan.
"Bantuan uang antara Rp7-12 juta akan diberikan secara bertahap pada tiap kelompok untuk pemulihan ekonomi petani tambak," kata menteri usai melakukan kunjungan di wilayah Sleman, Muntilan, Magelang, dan Boyolali.
Ia mengatakan, jumlah dana untuk proses rehabilitasi perikanan tersebut baru akan dianggarkan pada tahun 2011, kecuali untuk wilayah Boyolali, Jawa Tengah, sebesar Rp1,2 miliar yang dananya sudah tersedia pada tahun ini.
"Dana untuk petani tambak di wilayah Boyolali dapat segera diberikan, sedangkan di wilayah lain belum bisa dilaksanakan karena sudah memasuki akhir anggaran," ujarnya.
Proses rehabilitasi perikanan di Jateng-DIY, kata dia, akan dibuat sama dengan proses rehabilitasi rekonstruksi pascagempa dan tsunami yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Menurut dia, pemerintah harus segera mengembalikan kehidupan ekonomi para petani tambak yang sebagian besar ikannya mati karena air yang tercemar abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. (*)