Pemuda Muhammadiyah-MUI mengapresiasi janji insentif bagi guru ngaji

id Pp muhammadiyah, sunanto, cak nanto, guru ngaji

Pemuda Muhammadiyah-MUI mengapresiasi janji insentif bagi guru ngaji

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto honor guru ngaji (ANTARA/Sumarwoto)

Jakarta (ANTARA) - Janji peningkatan kesejahteraan bagi guru mengaji yang didengungkan oleh pasangan calon (paslon) Jarot-Moklis di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapatkan apresiasi berbagai pihak, salah satunya PP Pemuda Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto mengakui para guru mengaji selama ini memang kurang diperhatikan kesejahteraannya sehingga janji insentif bagi para guru mengaji merupakan langkah yang baik dari calon kepala daerah dan sesuai kebutuhan di lapangan.

"Penting bagi kami adanya komunikasi keagamaan, sehingga masyarakat dan anak-anak tidak terjebak ilmu agama yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Guru mengaji bagian dari itu," kata Cak Nanto, dalam pernyataannya, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, guru mengaji merupakan elemen penting dalam upaya mendorong nilai-nilai agama pada anak-anak sehingga gerakan pembinaan masyarakat itu sudah semestinya perlu digenjot atau didukung lewat subsidi.

Jadi, kata dia, seyogianya persoalan insentif guru mengaji ini semestinya tidak hanya dijanjikan oleh salah satu calon kepala daerah saja.

"Tapi, seluruh calon kepala daerah, karena ini jadi tanggung jawab moral," kata Cak Nanto.

Senada, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mengatakan bahwa janji untuk meningkatkan kesejahteraan guru atau tenaga pendidik, baik guru ngaji atau guru sekolah biasa merupakan hal yang wajar dan baik untuk dilontarkan calon kepala daerah.

Sebab, diakuinya, memang masih banyak guru di daerah yang kesejahteraannya jauh dari kata layak.

Hanya saja, Cholil mengingatkan janji tersebut harus dieksekusi dan direalisasikan setelah terpilih nanti.

"Kalau berjanji saya kira baik saja, tapi nanti realisasinya kan pakai APBD kalau sudah terpilih dan menjabat. Tapi jangan saat ini, menggunakan uang pribadi untuk 'money politic' ke guru-guru itu sangat tidak baik," ujarnya.