Pemugaran 85 RTLH di Mataram dimulai Juni

id RTLH,mataram,bangun

Pemugaran 85 RTLH di Mataram dimulai Juni

Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram Lalu Agus Supriadi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, kegiatan pemugaran 85 unit rumah tidak layak huni (RTLH) warga prasejahtera di lima kelurahan ditargetkan mulai bulan Juni 2022.

"Sekarang kita sedang persiapan dan verifikasi akhir, jika tidak ada kendala kegiatan fisik pembangunan baru (BP) 85 rumah warga pra sejahtera bisa dimulai," kata Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram Lalu Agus Supriadi di Mataram, Kamis.

Sebanyak 85 rumah yang akan dibangun baru itu berada di lima kelurahan, yakni Kelurahan Monjok, Sayang-Sayang, Bintaro, Babakan dan Kelurahan Karang Pule.

Dikatakan, verifikasi akhir yang dilakukan karena adanya sasaran yang mengundurkan diri karena ternyata sudah mendapat bantuan program RTLH dari lembaga lain, dan terkait kepemilikan lahan yang belum disepakati.

Dari kuota 85 unit rumah yang akan menjadi sasaran pemugaran program PB, masih ada satu sasaran ditunggu konfirmasinya karena masih berunding dengan keluarga terhadap pembongkaran total bangunan asli.

"Pasalnya, rumah sasaran dibongkar total kemudian dibangun baru. Jadi penerima bantuan tinggal menerima kunci rumah baru untuk ditempati," katanya.

Menurutnya, untuk pelaksanaan PB 85 unit rumah warga itu, masing-masing sasaran akan menerima bantuan hibah Rp35 juta per unit.

"Hibah Rp35 juta itu merupakan dana sharing dari pemerintah pusat dan pemerintah kota dengan ketentuan Rp20 juta dari pusat dan Rp15 juta dari kota," katanya.

Dengan anggaran sebesar Rp35 juta per unit itu, bangunan rumah akan dibangun seperti perumahan tipe 24 atau 36 dengan dua kamar tidur dan satu toilet.

"Jika penerima mau berswadaya lagi, bangunan bisa ditambahkan. Namun kemungkinannya sangat kecil sebab penerima rata-rata pra sejahtera," katanya.

Ia mengatakan, pengerjaan rumah warga itu akan dilakukan dengan sistem kelompok kerja untuk memudahkan pengawasan dan melibatkan tiga fasilitator.

"Dengan anggaran Rp35 juta per unit itu peruntukannya Rp30 juta untuk bahan bangunan dan Rp5 juta ongkos tukang sehingga penerima batuan tinggal menerima kunci rumah baru," katanya.