Sejumlah rumah di Lombok Tengah disapu angin puting beliung

id Angin puting Beliung,Lombok Tengah

Sejumlah rumah di Lombok Tengah disapu angin puting beliung

Sejumlah rumah di dua desa di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat rusak disapu angin puting beliung pada Rabu (16/11).

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sejumlah rumah di dua desa di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat rusak disapu angin puting beliung pada Rabu (16/11).

"Tidak ada korban jiwa, hanya ada beberapa atap rumah warga yang rusak," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan pada BPBD Lombok Tengah, Zamzuri di Praya, Rabu. 

Ia mengatakan, jumlah rumah warga yang rusak diterjang angin puting beliung tersebut belum bisa dipastikan, karena anggota masih melakukan pendataan. Namun, dari informasi sementara ada dia rumah warga yang rusak di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat dan beberapa rumah di Kecamatan Praya Timur. 

"Petugas masih melakukan pendataan," katanya. 

Dengan adanya peristiwa bencana alam tersebut, pihak langsung bergerak membatu para korban yang rumahnya rusak dengan memberikan bantuan logistik darurat bencana. Sedangkan untuk bantuan material belum bisa dilakukan, karena harus dilakukan pendataan atas kerusakan yang terjadi. 

"Batuan material belum, kita tunggu hasil pendataan dulu," katanya. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, potensi hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada dasarian II November 2022 saat ini kembali meningkat dengan probabilitas 50-90 persen. 

"Curah hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah NTB," kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Angga Permana.

Dengan adanya peningkatan hujan tersebut, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba – tiba dan bersifat lokal dengan peluang kejadian lebih tinggi dibandingkan biasanya. 

"Masyarakat juga diimbau untuk perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," katanya.