MALAYSIA HADAPI PEMILU YANG TAK BIASA

id

     Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang partainya tengah menghadapi tantangan paling serius dalam hampir 50 tahun kekuasaannya, mengatakan bahwa Pemilu mendatang akan menjadi Pemilu yang tidak biasa.

    

     Menghadapi oposisi yang tangguh dan meningkatnya tekanan untuk melakukan perubahan, pada kongres tahunan United Malays National Organization (UMNO), Najib mengatakan Pemilu kali ini adalah titik terpenting dalam sejarah bangsa Malaysia.

     "Kita akan bersaing di setiap suara, kita akan bekerja untuk memenangi kepercayaan setiap warga Malaysia, kita akan mengetuk setiap pintu (rumah warga), kita akan membuka setiap jalur harapan," katanya kepada peserta kongres UMNO itu.

     "Pemilihan Umum ke-13 ini bukanlah pemilu yang biasa. Ini akan menentukan nasib bangsa dan rakyat," sambungnya seperti dikutip AFP.

     Najib akan menghadapi Pemilu pertengahan 2013 melawan kubu aliansi oposisi pimpinan Anwar Ibrahim yang pernah menjabat wakil perdana menteri dan mantan bintang UMNO yang didepak pada 1998 setelah berselisih dengan mantan pemimpin Malaysia Mahathir Mohammad.

     Najib (59) yang partainya berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957, akan  menghadapi ujian di kotak suara dalam hubungannya dengan posisi perdana menteri.

     Dia memangku jabatan perdana menteri pada 2009 ketika pendahulunya terjungkal menyusul hasil pemilu yang memalukan di mana koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO mendapat hasil suara terburuk selama lima dekade kekuasannya.

     Sedikit sekali analis politik yang mempredksikan aliansi oposisi bakal memiliki peluang besar untuk memenangi pemilu.

     Tapi Najib akan menghadapi tantangan kepemimpinan jika koalisasinya gagal meraih kembali mayoritas 2/3 kursi parlemen yang hilang  pada 2008, atau kehilangan basis dukungan.

     Dia dipaksa untuk menggali banyak dukungan publik dengan menggadangkan dirinya sebagai sosok reformis dengan memberangus aturan-aturan represif yang dapat merugikan posisinya, selain juga dengan menawari bonus kepada warga serta kenaikan gaji PNS.

     Dia juga akan menjual kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami ekspansi 5,5 persen pada kuartal terakhir, di tengah lesunya ekonomi Eropa dan Amerika yang menjadi pasar utama Malaysia.

     Sosok reformis Najib tergerus menyusul reaksi keras pemerintah terhadap gelombang protes April lalu di Kuala Lumpur yang dilakukan puluhan ribu orang yang menyeru reformasi sistem pemilu yang dituduh mereka pro-pemerintah.

     Kekerasan pecah antara demonstran dan polisi yang dikabarkan bertindak brutal.  Banyak warga Malaysia geram atas tindakan brutal pemerintah dalam menangani demonstran saat itu.

     Tapi di bawah kekuasaan otoriter Barisan Nasional, Malaysia yang multietnis menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang paling stabil dan makmur.

     Namun para analis menyatakan koalisi pemerintah bakal menghadapi tekanan yang terus meningkat akibat tangan besi pemerintah, sementara Internet telah menaikkan upaya rakyat Malaysia dalam mencari informasi dan pandangan-pandangan yang lain dari versi pemerintah.  (*)