Dispar NTB mengimbau wisatawan berhati-hati di objek wisata

id Wisata di NTB,Kadispar NTB wisata di NTB,KaDisparNTBJamaluddin Malady,Wisata Alam di NTB,Dispar NTB,Wisatawan di NTB

Dispar NTB mengimbau wisatawan berhati-hati di objek wisata

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaluddin Malady. ANTARA/Nur Imansyah

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat berkunjung ke destinasi wisata alam, menyusul tewasnya dua remaja asal Kota Mataram akibat tenggelam di Pantai Setangi, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara, Selasa (25/4).

"Kami imbau kepada masyarakat maupun wisatawan yang berlibur ke destinasi wisata alam seperti pantai, laut, air terjun untuk lebih berhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Dispar NTB Jamaluddin Malady, di Mataram, Rabu.

Baca juga: 2 remaja tewas tenggelam di Pantai 3 Setangi Lombok Utara
Baca juga: Kronologi 2 remaja tewas tenggelam di Pantai Setangi Lombok Utara
Baca juga: 2 remaja tewas di Pantai Setangi Lombok Utara: warga Kota Mataram


Ia mengaku tidak memungkiri peristiwa meninggalnya dua remaja akibat tenggelam di kawasan destinasi merupakan takdir. Namun, mestinya itu bisa dihindari jika semua menyadarinya.

"Memang kita tidak bisa pungkiri kematian itu adalah takdir Tuhan. Tapi sedari awal juga kita mesti menyadari, kalau tidak bisa berenang ngapain mandi di pantai atau di laut. Karena beda pantai dan kolam, memang semua tempat berbahaya sebenarnya tapi harus dipahami. Orang bisa berenang saja bisa terbawa arus apalagi ini tidak bisa," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat maupun orang tua untuk selalu meningkatkan pengawasan ketika putra putrinya berada di kawasan wisata alam.

"Kami harap orang tua mengawal anak-anak yang tidak bisa berenang. Jangan berwisata ke laut atau pantai. Memang semua tempat berbahaya sebenarnya tapi harus diawasi. Mungkin pakai pelampung supaya tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan, seperti yang terjadi pada dua anak yang tenggelam di Lombok Utara," kata Jamaluddin Malady.

Menurut dia, pengawasan ini penting untuk selalu ditingkatkan, mengingat pada Sabtu (29/4) masyarakat di Pulau Lombok akan merayakan Lebaran Topat.

"Ini pasti Lebaran Topat akan ramai, masyarakat akan tumpah ruah ke destinasi wisata yang ada. Meski kita sudah miliki satgas untuk Idul Fitri, arus mudik dan arus balik serta libur Lebaran, antisipasi tetap tidak boleh dilupakan," katanya pula.

Oleh karena itu, ia kembali berharap agar peristiwa itu tidak kembali terulang. Terlebih lagi kondisi cuaca di NTB tidak baik. "Jadi tamu yang akan berwisata ke destinasi alam karena kondisi hujan cuaca ekstrem untuk tetap berhati-hati dan tetap mengedepankan keselamatan. Berwisata jangan sendirian, berwisata itu harus membawa teman atau keluarga supaya ada yang melihat, tolong menolong ketika terjadi terjadi kejadian yang tidak di inginkan," katanya lagi.

Sebelumnya, dua remaja dikabarkan tewas tenggelam saat mandi di Pantai Setangi, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara pada libur Lebaran 2023, Selasa (25/4).

"Dua korban ditemukan meninggal dunia dan satu korban selamat," kata Humas Basarnas Mataram Agus Hendra Sanjaya.

Peristiwa itu bermula ketika para korban yang meninggal dunia atas nama Maiza (16) dan Algi (14) bersama tiga temannya asal lingkungan Karang Genteng, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram menuju Pantai 3 Setangi untuk berlibur.

Setelah sampai tempat kejadian (TKP) pukul 17.10 WITA, kedua korban beserta satu orang rekan atas nama Kamil (16) yang selamat memutuskan untuk berenang.

"Namun tidak berselang lama kedua korban terseret arus besar," katanya pula.