Semarang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang menyebutkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi bahan pangan sehat masih rendah, yang dibuktikan dengan masih ditemukannya makanan-makanan yang mengandung bahan berbahaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, Minggu, mengatakan makanan-makanan yang mengandung bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin masih ditemukan di lapangan.
Ia mencontohkan hasil pemantauan di Pasar Ngemplak Simongan, Jumat (19/5) lalu, menemukan mi basah yang positif mengandung formalin dan boraks, kerupuk gendar positif boraks, serta ikan jambal dan cumi asin berformalin.
"Ada pula teri nasi yang mengandung formalin, dan sebagian pangan olahan yang usianya lebih dari tujuh hari, tidak ber-PIRT (produk industri rumah tangga), serta pangan olahan terdapat cemaran fisik," katanya.
Selain pasar, kata dia, Dishanpan Kota Semarang juga melakukan pemantauan terhadap para pedagang keliling di sekitar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Manyaran 01 Semarang dan di kantin sekolah.
"Hasilnya, ditemukan (kerupuk, red.) gendar yang mengandung boraks (dijajakan, red.) pedagang keliling," katanya.
Kegiatan yang dinamai Pemantauan Kualitas Pangan dengan Melibatkan Elemen untuk Warga Semarang (Mata Elang) itu melibatkan banyak pihak, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Satpol PP, dan pemangku wilayah setempat.
Menurut dia, sebagian masyarakat belum menyadari pentingnya mengonsumsi pangan yang aman akan berdampak pada kesehatan, dan praktik higienis sanitasi di sepanjang rantai pangan juga masih belum terpenuhi dengan baik.
"Sebagian pelaku usaha pangan juga belum menyadari pentingnya registrasi pangan dan izin edar. Kemudahan pelaku usaha atau penjual pangan olahan yang dapat langsung berjualan tanpa berizin menjadikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam upaya pembinaan dan pengawasan," katanya.
Ia mengatakan bahwa Pemkot Semarang mempunyai kewajiban untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu, salah satunya melalui kegiatan Mata Dewa.
Melalui kegiatan Mata Dewa yang didukung dengan tersedianya mobil laboratorium keamanan pangan, kata dia, masyarakat dalam memilih menu sehari-harinya diharapkan bisa bergizi seimbang dan aman, baik pangan olahan maupun pangan segar.
Baca juga: Banten bantu warga perkuat ketahanan pangan
Baca juga: Petani harus sejahtera untuk wujudkan ketahanan pangan
"Aman dalam kaitan ini adalah terhindar dari cemaran kimia seperti pestisida, bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rodhamin B, dan methanyl Yellow," katanya.
Berita Terkait
Pemkot Jakpus awasi bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru 2023
Senin, 19 Desember 2022 20:21
Waspadai jajanan anak dengan bunga Kencana Ungu mengandung formalin dan boraks
Sabtu, 7 September 2019 9:53
BPOM: wapadai ikan berformalin dari Jawa
Rabu, 13 Februari 2019 12:23
TES FORMALIN
Selasa, 12 Mei 2009 19:16
Polres temukan kerupuk tempe mengandung boraks
Jumat, 17 Mei 2019 8:38
Di Mataram ditemukan kerupuk mengandung boraks
Jumat, 10 Mei 2019 19:38
BBPOM MATARAM TEMUKAN KERUPUK MENGANDUNG BORAKS
Sabtu, 14 Agustus 2010 21:07
GAPMMI tanggapi isu roti Aoka disebut mengandung bahan berbahaya
Selasa, 23 Juli 2024 6:45