Berwisata ke Lombok, Taman Wisata Alam Kerandangan bisa menjadi pilihan

id TWA Kerandangan,TWA Kerandangan Senggigi,Taman Wisata Alam Kerandangan,Kerandangan Lombok Barat,Lombok Barat,Senggigi,Burung di TWA Kerandangan

Berwisata ke Lombok, Taman Wisata Alam Kerandangan bisa menjadi pilihan

Wisatawan mengamati burung di Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan yang masuk dalam kawasan Desa Wisata Senggigi di Lombok Barat. (ANTARA/Kemenparekraf)

Jakarta (ANTARA) - Pulau Lombok menawarkan ragam daya tarik bagi para pelancong, mulai dari keindahan pantai, kekayaan laut, adat budaya, wisata olahraga, serta wisata petualangan berbasis alam.

Khusus bagi yang menyukai wisata petualangan berbasis alam, Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan yang masuk dalam kawasan Desa Wisata Senggigi di Lombok Barat bisa menjadi pilihan.

Wisatawan dapat menjelajah kawasan hutan yang totalnya mencapai 396,10 hektare demi menikmati suasana alam, sembari menelusuri jalan setapak di bawah naungan pepohonan tinggi nan rindang bertemankan nyanyian alam.

Air terjun Putri Kembar dan Goa Walet biasanya menjadi tujuan utama pelancong kala berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan. Untuk mencapainya, pengunjung dapat menyusuri jalan setapak, berupa kombinasi paving dan tanah sejauh kurang lebih dua kilometer.

Kemudian, bagi mereka yang ingin berpetualang lebih jauh, bisa mencoba kegiatan pengamatan burung yang dilakukan di alam liar atau habitat asli mereka atau "birdwatching".

Terdapat 56 jenis burung yang habitatnya berada di kawasan taman wisata yang dikelola oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Beberapa burung, di antaranya masuk dalam kategori terancam punah, seperti Elang Flores (Nisaetus floris), Celepuk Rinjani (Otus jolandae), Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia), Kehicap Ranting, Cekakak Sungai, Raja Udang Biru, dan masih banyak lagi.

Selain burung, TWA Kerandangan juga rumah bagi deretan satwa lainnya, seperti ular juga kupu-kupu. Terdapat 11 jenis ular dan tiga di antaranya jenis berbisa, yakni viper dan kobra.

Upaya pengembangan

Wahyudi, petugas di TWA Kerandangan, termasuk salah satu inisiator pengembangan wisata minat khusus di TWA Kerandangan. Dia awalnya tidak mengetahui ragam flora dan fauna di TWA berpotensi memiliki nilai jual pariwisata yang tinggi.

Mundur ke pengujung tahun 2012, kala itu Wahyudi yang memulai tugasnya sebagai tenaga kontrak di TWA Kerandangan mendapati seorang wisatawan asal Australia datang seorang diri membawa teropong.