Dikpora NTB Tidak Membantah Ada Kebocoran UN

id UN bocor

"Kalau temuan kebocoran soal maupun kunci jawaban UN itu pasti selalu ada seperti sekarang, tidak bisa dipungkiri. Tetapi, meskipun terjadi, yang penting bagaimana agar anak-anak tidak terpengaruh dengan kebocoran yang tidak jelas itu,"
Mataram (Antara NTB) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Nusa Tenggara Barat tidak membantah kemungkinan terjadi kebocoran soal dan kunci jawaban dalam pelaksanaan ujian nasional di provinsi itu.

"Kalau temuan kebocoran soal maupun kunci jawaban UN itu pasti selalu ada seperti sekarang, tidak bisa dipungkiri. Tetapi, meskipun terjadi, yang penting bagaimana agar anak-anak tidak terpengaruh dengan kebocoran yang tidak jelas itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB Rosiadi Sayuti di Mataram, Selasa.

Menurut dia, kecurangan dalam bentuk bocornya soal dan beredarnya kunci jawaban UN sudah berlangsung lama. Bahkan, sudah menjadi preseden buruk dalam setiap kali pelaksanaan UN.

Bahkan, kata dia, pihaknya mengaku kesulitan mengatasi maupun mencegah agar dalam pelaksanaan UN tidak terjadi kecurangan maupun kebocoran. Karena, kecurangan itu diduga tidak terlepas dari perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab dan hanya mencari keuntungan dengan mengorbankan pendidikan dan para siswa.

"Persoalan kebocoran ini sesuatu yang sudah terjadi setiap tahun. Selalu jadi preseden buruk dan menjadi lagu lama yang berulang-ulang secara terus menerus. Ini membuat para siswa terpengaruh meskipun bocoran yang mereka dapatkan belum tentu 100 persen benar," jelasnya.

Meski mengakui ada kebocoran soal UN, ujar Rosiadi, pihaknya tidak bisa mengetahui lokasi maupun asal muasal kunci jawaban tersebut bisa beredar dan darimana para siswa mendapatkannya.

Namun yang pasti, katanya, peristiwa seperti ini hanya bisa

diminimalkan dengan menerapkan pengawasan secara ketat, terutama pihak sekolah dan para guru yang menjadi pengawas langsung di lapangan ketika pelaksanaan UN sedang berlangsung.

"Tugas sekarang itu, pemerintah, pihak sekolah dan para guru memastikan tidak ada kebocoran. Seluruh guru yang menjadi pengawas melakukan pengawasan secara ketat, tidak membiarkan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyontek, membuka lembar kunci jawaban. Kalau itu dibiarkan maka yang salah itu adalah pengawas atau gurunya," katanya. (*)