Mataram (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Nusa Tenggara Barat mengantisipasi masuknya ajaran dari alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Jawa Barat (Jabar) ke wilayah itu.
Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Ruslan Abdul Gani, mengatakan pemantauan terus diintensifkan jajaran pemerintah provinsi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB. Hanya saja, hingga kini belum ditemukan adanya ajaran atau aliran sesat dari Ponpes Al Zaytun yang masuk ke wilayah itu.
"Beberapa tahun lalu, ada putra-putri kita dari NTB yang sekolah di sana. Pasti kita awasi, pergerakan ke NTB sudah kita antisipasi. Jangan sampai hal serupa ada di NTB, tapi saya tegaskan tidak ada aliran atau ajaran sesat di NTB," ujarnya di Mataram, Rabu.
Baca juga: Kabareskrim akan tindaklanjuti laporan kasus Al Zaytun
Ruslan mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk mengantisipasi munculnya ajaran atau aliran sesat keagamaan, sehingga ketika ada gejala-gejala atau permasalahan yang terkait keagamaan segera di atensi.
Terlebih, lanjutnya, jejaring yang ada akan lebih dimasifkan agar sebelum muncul ke permukaan dapat dilakukan deteksi.
"Ada deteksi dini, diantisipasi semuanya. Alhamdulillah, tidak ada gejala di NTB. Walaupun ada informasi-informasi terkait dengan adanya penyimpangan terkait ajaran yang seharusnya, cepat diketahui. Alhamdulillah tidak berkembang, tidak muncul," katanya.
Berita Terkait
Aset Panji Gumilang disita
Jumat, 23 Februari 2024 12:28
Kejagung kembalikan berkas penistaan agama Panji Gumilang
Kamis, 31 Agustus 2023 6:05
Bareskrim panggil ulang Panji Gumilang
Jumat, 28 Juli 2023 17:05
Pemprov NTB meminta warga tak terprovokasi Ponpes Al Zaytun
Kamis, 6 Juli 2023 18:13
Ribuan santri Al Zaytun akan diambil alih Kemenag
Kamis, 6 Juli 2023 5:49
Komnas Perempuan belum terima laporan ekspolitasi di pompes seksual
Senin, 26 Juni 2023 19:53
Kabareskrim akan tindaklanjuti laporan kasus Al Zaytun
Minggu, 25 Juni 2023 22:00
NTB gelar 23 pangan murah untuk stabilkan harga
Kamis, 7 November 2024 20:31