Pemprov NTB antisipasi ajaran dari alumni Ponpes Al Zaytun ke NTB

id Ponpes Al Zaytun,Pemprov NTB,NTB,Bakesbangpoldagri NTB,Alumni Ponpes Al Zaytun,Alumni Ponpes Al Zaytun di NTB

Pemprov NTB antisipasi ajaran dari alumni Ponpes Al Zaytun ke NTB

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Nusa Tenggara Barat (NTB), Ruslan Abdul Gani. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Nusa Tenggara Barat mengantisipasi masuknya ajaran dari alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Jawa Barat (Jabar) ke wilayah itu.

Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Ruslan Abdul Gani, mengatakan pemantauan terus diintensifkan jajaran pemerintah provinsi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB. Hanya saja, hingga kini belum ditemukan adanya ajaran atau aliran sesat dari Ponpes Al Zaytun yang masuk ke wilayah itu.

"Beberapa tahun lalu, ada putra-putri kita dari NTB yang sekolah di sana. Pasti kita awasi, pergerakan ke NTB sudah kita antisipasi. Jangan sampai hal serupa ada di NTB, tapi saya tegaskan tidak ada aliran atau ajaran sesat di NTB," ujarnya di Mataram, Rabu.

Baca juga: Kabareskrim akan tindaklanjuti laporan kasus Al Zaytun

Ruslan mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk mengantisipasi munculnya ajaran atau aliran sesat keagamaan, sehingga ketika ada gejala-gejala atau permasalahan yang terkait keagamaan segera di atensi.

Terlebih, lanjutnya, jejaring yang ada akan lebih dimasifkan agar sebelum muncul ke permukaan dapat dilakukan deteksi.

"Ada deteksi dini, diantisipasi semuanya. Alhamdulillah, tidak ada gejala di NTB. Walaupun ada informasi-informasi terkait dengan adanya penyimpangan terkait ajaran yang seharusnya, cepat diketahui. Alhamdulillah tidak berkembang, tidak muncul," katanya.

Terkait jumlah alumni Ponpes Al Zaytun yang berasal dari NTB. Ruslan menyebutkan, bahwa pihaknya belum memiliki angka pastinya.

Namun, pihaknya sedang melakukan pemantauan di lapangan. Mengantisipasi ajaran sesat di NTB, pada bulan Juni pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi di Kejaksaan Tinggi NTB.

"Walaupun ada gejala-gejala, kami difasilitasi pertemuan di kejaksaan satu bulan yang lalu terkait antisipasi permasalahan aliran sesat. Alhamdulillah, tidak ada sesuai data terakhir saya mengikuti pertemuan di kejaksaan," terang mantan Kepala Biro Hukum Setda NTB ini.