Jakarta (ANTARA) - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dilantik menjadi bagian sekretariat bersama (sekber) implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2023-2026.
Pelantikan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MDMC, komponen Pemerintah DIY, lembaga swadaya masyarakat, dan Pusat Studi Kebencanaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. "Kita terlibat di dalamnya membangun kesepakatan dan kesepahaman dengan 'stakeholder' (pemangku kepentingan) yang kaitannya adalah komitmen dalam mendukung upaya SPAB di DIY. SPAB ini menjadi bagian sangat penting di dalam proses upaya penanganan bencana dalam pendidikan," ujar Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Indrayanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Program Satuan Pendidikan Aman Bencana untuk membangun budaya siaga dan aman di sekolah, serta untuk membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah Ia menjelaskan komitmen bersama tersebut tindak lanjut perencanaan program SPAB yang sebelumnya telah dilaksanakan bersama dengan PLAN Indonesia, pemerintah, dan beberapa LSM.
Menurut dia, program SPAB DIY itu telah diawali dengan penyusunan rangka kerja bersama daerah yang salah satunya memuat langkah-langkah pelaksanaan prabencana, bencana, hingga pascabencana.
PLAN Indonesia telah mendorong adanya kebijakan SPAB dalam bentuk peraturan gubernur, yang salah satunya mengoordinir dan menindaklanjuti Sekber SPAB di DIY. MDMC kemudian dipilih sebagai bagian sekber karena Muhammadiyah memiliki institusi pendidikan yang menjadi bagian dari penguatan SPAB. "Kita berbagi peran dalam upaya SPAB untuk kepentingan di mana nanti keselamatan anak-anak di dalam proses SPAB dapat diukur," kata Indrayanto.
Selain itu, kata dia, implementasi program SPAB berupa pembentukan fasilitator terlatih melalui Training of Trainers (ToT) dan Training of Facilitators (ToF). MDMC mendukung program tersebut dengan mengirimkan peserta fasilitator yang akan mereplikasi kegiatan SPAB di sekolah Muhammadiyah di daerah masing-masing.
"Tentunya kita akan memperbanyak fasilitator dengan ToF pada bulan Agustus, itu akan melibatkan MDMC di daerah setelah itu fasilitator akan mereplikasikan di daerah dan wilayah. Ada pembagian kerjanya di wilayah di sekolah tingkat SMA, di daerah di SMP, sedangkan PAUD dan TK kita akan menggandeng 'Aisyiyah," ujarnya.
Baca juga: Muhammadiyah tak mudah percaya terhadap capres tertentu
Baca juga: Ummat berkomitmen tingkatkan sinergisitas menuju kampus unggul dan berkemajuan
Indrayanto juga menyampaikan bahwa minimal dari ToF yang telah dilaksanakan nanti, MDMC mampu membuat proyek percontohan, sehingga pada 2024 sudah bisa melibatkan guru-guru untuk diedukasi dalam menyusun dokumen SPAB sekaligus SOP-nya dan mendorong pelaksanaan geladi simulasi bencana mulai Agustus 2023.
Berita Terkait
BPBD Mataram menyiapkan program satuan pendidikan aman bencana
Senin, 27 Januari 2020 15:50
MDMC DIY-UI mengkaji integrasi mitigasi bencana di Yogyakarta
Jumat, 14 Juli 2023 6:40
Muhammadiyah menyalurkan bantuan ke rumah tahfiz Al Quran di Malaysia
Sabtu, 12 Februari 2022 9:06
Muhammadiyah: Relawan harus jadi pelopor solusi kemanusiaan
Senin, 19 Juli 2021 17:45
MDMC nyatakan gedung Universitas Muhammadiyah Mataram aman digunakan
Minggu, 19 Agustus 2018 15:52
MDMC Muhammadiyah Gelar Geladi Lapang Banjir Bandang
Selasa, 30 Januari 2018 10:15
President Prabowo in NTT's Kupang for Muhammadiyah event
Rabu, 4 Desember 2024 4:59
Presiden Prabowo tiba di Kupang untuk hadiri sidang Tanwir Muhammadiyah
Selasa, 3 Desember 2024 19:55