Produksi cabai rawit NTB meningkat 121,29 persen

id Cabai Rawit

Produksi cabai rawit NTB meningkat 121,29 persen

(1)

Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis angka produksi cabai rawit di daerah pada musim tanam 2014 sebanyak 64.010 ton, meningkat 121,29 persen dibanding tahun sebelumnya karena adanya kenaikan produktivitas dan luas lahan panen.

"Kenaikan produktivitasnya sebesar 5,85 ton per hektare atau sebesar 110,31 persen dan peningkatan luas panen sebesar 285 hektare atau sebesar 5,22 persen dibanding musim tanam 2013," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin, di Mataram, Senin.

Wahyudin menyebutkan, kenaikan produksi juga terjadi pada jenis cabai besar, yakni mencapai 20.650 ton pada musim tanam 2014, meningkat 227,78 persen dibanding musim tanam tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi juga disebabkan karena kenaikan produktivitas sebesar 3,61 ton per hektare atau 136,42 persen dan bertambahnya luas panen sebesar 864 hektare atau 136,42 persen dibanding musim tanam 2013.

Peningkatan produksi cabai besar di NTB pada 2014 terjadi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, masing-masing 0,58 ribu ton dan 0,31 ribu ton.

Demikian juga dengan peningkatan produksi cabai rawit dari musim tanam 2013 ke 2014 terjadi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, masing-masing sebanyak 35 ribu ton dan 0,082 ribu ton.

"Kenaikan produksi cabai besar terjadi di Kabupaten Lombok Timur mencapai 121,45 ribu ton, begitu juga dengan peningkatan produksi cabai rawit di daerah sentra itu mencapai 31,27 ribu ton," ujar Wahyudin.

Sementara itu, produksi bawang merah di NTB, pada musim tanam 2014 mencapai 117,51 ribu ton, meningkat 15,89 ribu ton atau sebesar 13,52 persen dibanding tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi disebabkan meningkatnya luas panen sebesar 2.241 hektare atau 19,46 persen, meskipun produktivitas menurun sebesar 285 hektare atau 5,22 persen.

Peningkatan produksi terjadi di Pulau Sumbawa sebesar 14,72 ribu ton atau sebesar 13,57 persen, sedangkan di Pulau Lombok mengalami penurunan sebesar 1,17 ribu ton atau sebesar 12,88 persen. (*)