Indonesia berikan contoh konkret pengelolaan air di WWF 2024

id World Water Forum ,WWF 2024,Kemenkominfo,kominfo

Indonesia berikan contoh konkret pengelolaan air di WWF 2024

Arsip foto - Seorang wisatawan mancanegara memotret pamandangan sawah di Jatiluwih, Tabanan, Bali, Jumat (18/1). Sawah seluas 303 ha di Kabupaten Tabanan itu kini diproteksi dari alih fungsi lahan sekaligus dikelola menjadi obyek wisata setelah diakuinya Subak oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia (WBD). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ed/pd//pri)

Peran Indonesia ini selain sebagai penyelenggara atau tuan rumah, kita juga akan memberikan contoh-contoh ataupun pengalaman Indonesia dalam memperlakukan air
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan peran Indonesia dalam World Water Forum 2024 tidak hanya sebagai tuan rumah, tetapi, juga akan memberikan contoh konkret dalam pengelolaan air.

"Peran Indonesia ini selain sebagai penyelenggara atau tuan rumah, kita juga akan memberikan contoh-contoh ataupun pengalaman Indonesia dalam memperlakukan air," kata Usman saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Usman menyebutkan bahwa Indonesia akan memperlihatkan keberhasilan pembangunan 56 bendungan yang dilakukan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo pada WWF di Bali.

Selain itu, kearifan lokal Bali dalam memperlakukan air, seperti sistem subak, juga akan menjadi bagian dari pengalaman para delegasi. Delegasi, kata Usman, akan diajak mengunjungi persawahan di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, untuk melihat sistem pengairan pertanian khas Pulau Dewata itu.

Indonesia juga akan mempromosikan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dijalankan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada acara WWF Bali.

"Karena WWF 2024 ini temanya kan 'Water for Shared Prosperity'. Jadi air untuk kesejahteraan bersama," kata Usman.

Indonesia juga akan mendorong politik air di berbagai negara, guna memastikan adanya kebijakan politik dalam memperlakukan air melalui regulasi-regulasi. Indonesia sendiri telah menerapkan politik air melalui undang-undang terkait air dan kebijakan terkait infrastruktur air, termasuk pembangunan bendungan, sebagai prioritas.

"Kita tahu di satu sisi air ini kalau dia kekurangan kita akan mengalami kekeringan, tapi, kalau kelebihan akan terjadi banjir, dan kemudian di satu negara barangkali airnya sulit, tapi, di negara lain airnya melimpah. Ini bagaimana kita bisa mengatasi kesenjangan dalam konteks ketersediaan air di muka bumi ini," ujar Usman.

Baca juga: PLN memastikan suplai listrik aman ajang internasional WWF Tondano
Baca juga: WWF Indonesia : MoNa, barisan pahlawan bumi pertiwi masa kini


Usman berharap bahwa World Water Forum tidak hanya menjadi sebuah diskusi, tetapi, juga menghasilkan perubahan positif dalam perlakuan terhadap air di seluruh dunia. Dia juga menekankan pentingnya melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), akademisi, dan kelompok masyarakat seperti petani dan masyarakat adat agar semangat dalam memperlakukan air ke arah yang lebih baik bisa menjadi sebuah gerakan di level global.

"Jadi, ini kita berharap menjadi gerakan bagaimana kita bijak dalam memperlakukan air sebagai kebutuhan dasar manusia," kata dia.

World Water Forum merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut.

World Water Forum ke-10 yang dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali mengusung tema “Water for Shared Prosperity” dan membawa harapan bahwa ajang tersebut menjadi tempat pertemuan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global.

Baca juga: Forum Air Dunia di Bali menjadi wadah mencapai ketahanan air
Baca juga: WWF to be Indonesia's contribution to global water management: expert