Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat ada sekitar puluhan rumah warga kampung nelayan di pesisir Pantai Ampenan, Kota Mataram, terkena dampak abrasi.
"Dari catatan kami tidak ada korban jiwa akibat abrasi tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noer di Mataram, Kamis.
Dia memastikan penyebab abrasi tersebut karena cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi sejak tiga hari yang lalu.
"Abrasi tersebut akibat dampak angin kencang disertai dengan intensitas curah hujan tinggi," ujarnya.
Pemukiman warga yang terdampak abrasi berada di Lingkungan Mapak, Kampung Bugis, dan Pondok Perasi.
"Warga yang terdampak sebagian besar bermukim di pesisir pantai Ampenan. Ada juga sebagian menerpa lapak pedagang milik warga di pantai Ampenan," ucapnya.
Dia mengatakan seluruh warga yang terdampak abrasi sedang dilakukan asesmen. Asesmen dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan dan kerugian yang dialami warga.
Mahfuddin mengatakan sesuai peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, cuaca ekstrem ini diprediksi akan berlangsung selama 7 hari terhitung sejak Senin (11/3) hingga Minggu (17/3).
"Prediksi sampai tanggal 17 Maret 2024 akan berpotensi angin kencang dengan hujan lebat," katanya.
Berita Terkait
BMKG terbitkan 15 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem
Rabu, 3 April 2024 6:51
BPBD data dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah
Senin, 11 Maret 2024 14:15
BPBD Bima data dampak banjir terjang puluhan rumah di Monta
Rabu, 6 Maret 2024 13:44
Seorang warga tewas tertimbun longsor di Cilacap
Selasa, 6 Februari 2024 13:26
Warga waspadai "head stroke" dampak cuaca panas ekstrem
Jumat, 13 Oktober 2023 22:27
13 rumah rusak dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah
Rabu, 29 Maret 2023 15:32
BPBD NTT sebut 396 rumah rusak akibat bencana
Jumat, 6 Januari 2023 16:55
Mataram siaga menghadapi dampak cuaca ekstrem
Kamis, 13 Oktober 2022 16:55