Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pelopor pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam pendidikan bahasa Indonesia Vokal.ai menyediakan aplikasi ngaji.ai untuk membantu pengguna belajar membaca Al Quran secara mandiri.
"Teknologi AI yang dikembangkan Vokal.ai membuat aplikasi ini mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Al Quran melalui teknologi automatic speech recognition (ASR) agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri," kata salah satu pendiri ngaji.ai Prof. Dr. Sutarto Hadi dalam keterangan persnya pada Rabu.
"Aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas, sehingga siapapun bisa belajar mengaji di manapun, kapanpun dan di usia berapapun, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak belajar mengaji," katanya.
Baca juga: Sekarang belajar mengaji lebih mudah karena ada dukungan kecerdasan artifisal
Guru Besar FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu menyampaikan, teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan ASR memungkinkan aplikasi membantu pengguna mengetahui apakah bacaan Al Quran yang diucapkan sudah benar.
Sistem skor diterapkan dalam pembelajaran menggunakan ngaji.ai. Pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan. Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajar berdasarkan total skor.
Aplikasi ngaji.ai memiliki banyak fitur, termasuk fitur jadwal shalat berdasarkan lokasi, notifikasi waktu shalat dan berbuka puasa, serta arah kiblat.
Ada pula fitur untuk mendeteksi kelancaran pengguna dalam mengaji dan fitur rekomendasi ayat harian untuk pendalaman pembelajaran Al Quran selama Ramadhan.
Pendiri Vokal.ai Martijn Enter menyampaikan bahwa AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing pelajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik.
"Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa kecerdasan buatan bisa memberikan dampak positif jika digunakan secara tepat sebagaimana yang dilakukan pada aplikasi ngaji.ai.
"Berbagai teknologi yang dikembangkan serta fitur yang diberikan membuat ngaji.ai dapat memastikan proses belajar mengaji yang baik dengan pencapaian terukur layaknya belajar mengaji langsung dengan guru," kata Sandiaga.