Mataram (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan strategi dan meningkatkan personel untuk mengatasi potensi kemacetan arus lalu lintas menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Mulai H-10 Idul Fitri, kami harus siapkan personel dua kali lipat dibanding awal bulan puasa," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, Sabtu.
Pertimbangannya, karena titik keramaian dan kepadatan arus lalu lintas di Mataram akan semakin banyak dan intensitas lebih lama sebab potensi kemacetan arus lalu lintas akan terjadi dari pagi, sore hingga malam.
"H-10 menjadi puncak awal warga berburu baju Lebaran, sehingga pengawasan di pusat-pusat perbelanjaan pakaian kita perketat," katanya.
Baca juga: Polres Mataram siapkan pengalihan arus urai kemacetan saat "lebaran topat"
Oleh karena itu, mulai H-10 Idul Fitri, Dishub akan menambah personel di lapangan hingga menjadi 70 orang per hari dengan menerapkan strategi pengamanan lebih maksimal.
Strategi yang dimaksudkan adalah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian. Selain itu, mengoptimalkan peran juru parkir agar tidak mengarahkan kendaraan parkir menggunakan badan jalan yang bisa menghambat kelancaran lalulintas.
"Sering kali kemacetan arus lalu lintas, dipicu karena banyaknya kendaraan parkir menggunakan badan jalan," katanya.
Sementara selama bulan Ramadhan ini, Dishub menurunkan 30 personel untuk mengatasi dan mengurai kemacetan arus lalu lintas pada sejumlah titik rawan.
Sejumlah titik rawat kemacetan arus lalu lintas selama bulan puasa ini antara lain, di Jalan Dakota Rembiga, Jalan Airlangga, Tanah Haji, Pagesangan, simpang tiga AURI, dan simpang 4 Rumak.
Kemacetan arus lalu lintas pada lokasi saat sore tersebut dipicu karena kendaraan keluar bersamaan baik untuk pekerja pulang kantor maupun warga yang keluar mencari takjil.
Tapi sebenarnya, kata dia, volume kendaraan di Kota Mataram masih sama hanya saja aktivitas di bulan puasa terkonsentrasi di sejumlah titik itu karena warga berburu takjil.
"Pekerja yang biasanya pulang kantor langsung ke rumah, sekarang mampir cari takjil, belum lagi warga yang akan pergi keluar buak bersama sehingga terjadi kepadatan kendaraan," katanya.
Terkait dengan itulah, puluhan personel yang diturunkan itu melakukan pengaturan dan pengawasan untuk membantu menguari kemacetan.
Tapi jika melihat kondisi di lapangan pada titik-titik tersebut sebenarnya tidak macet, karena kendaraan tetap bergerak sehingga kondisi itu disebut kepadatan arus lalu lintas akibat hambatan sekitar 5-10 menit.
"Kalau macet berjam-jam, saya rasa selama ini di Mataram belum pernah terjadi," katanya.
Dishub Mataram siapkan strategi atasi kemacetan jelang Lebaran 2024
Mulai H-10 Idul Fitri, kami harus siapkan personel dua kali lipat dibanding awal bulan puasa