Mataram (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat Gatot Gunawan Perantauan Putra mengatakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menujukkan angka prevalensi stunting di daerah itu terjadi penurunan signifikan 12,4 persen.
"Bila dibandingkan Survei Status Gizi di Indonesia (SSGI) 2022 sebesar 34,5 persen, maka penurunan ini sebesar 22,1 persen," katanya saat menjadi narasumber Rapat Koordinasi Stunting se-Provinsi NTB melalui keterangan tertulis di Mataram, Kamis.
Atas pencapaian ini, Kabupaten Dompu dinobatkan menjadi kabupaten paling progresif dalam penurunan angka stunting tingkat Provinsi NTB pada 2023.
Baca juga: Pemprov NTB optimis penuhi target penurunan stunting 14 persen
Dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Dompu, pemerintah daerah setempat melaksanakan kolaborasi dengan PT Sumbawa Timur Mining, berupa pembagian 45.000 butir telur kepada keluarga dengan risiko stunting dan ibu hamil.
"Pelayanan stunting terintegrasi di delapan kecamatan, OPD asuh anak stunting, pendampingan balita stunting, dan berbagai inovasi lainnya," katanya.
Ia mengatakan satu program inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan saat ini, dinamakan “Pana’a Ndiha” yang artinya makan bersama.
Baca juga: Dinkes evaluasi data kasus "stunting" di Mataram
Inovasi tersebut, menurut dia, cukup efektif dan efisien karena setiap pelaksanaan kegiatan tersebut, orang tua bersemangat membawa anaknya untuk mengikuti acara makan bersama.
"Balita biasanya menjadi lahap untuk makan bila dilaksanakan bersama-sama," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB Iswandi mengatakan sebaran prevalensi stunting Provinsi NTB berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) 2023, di antaranya Kabupaten Lombok Barat dengan angka stunting 12,38 persen, Lombok Tengah 13,34 persen, Lombok Utara 18,03 persen, Kota Mataram 14,76 persen dan Lombok Timur 16,18 persen.
Selain itu, Kabupaten Sumbawa 8,47 persen, Dompu 10,89 persen, Bima 11,78 persen Sumbawa Barat 7,64 persen, dan Kota Bima 12,39 persen.
"Persentase rata-rata keseluruhan angka stunting di Provinsi NTB di angka 13,49 persen. Untuk penurunan angka stunting diperlukan penanganan multi-pihak," katanya.
Baca juga: Pj Wali Kota Bima minta dana kelurahan dapat atasi kemiskinan ekstrem
Baca juga: Rembuk stunting 2024 digelar di Lombok Utara
Baca juga: Bupati Lombok Utara minta Persagi dukung penurunan stunting
Baca juga: Gerakan tablet tambah darah siswi SMP-SMA digelar di Lombok Tengah