Bangkok (ANTARA) - Organisasi Gudang Umum (PWO) Thailand pada Senin menyebut telah menyelesaikan lelang stok beras berumur sepuluh tahun, yang merupakan sisa dari skema penjaminan beras pemerintahan saat masa Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Dari tujuh penawar yang memenuhi syarat, sebanyak enam perusahaan mengajukan penawaran. Perusahaan V8 Intertrading dari Kamphaeng Phet memenangkan kedua tawaran gudang, dengan nilai total mendekati 300 juta baht (Rp134 miliar). Lelang pertama tahun 2024 melibatkan sekitar 15.000 ton beras melati kualitas 2 murni yang disimpan di dua gudang di provinsi Surin.
Sementara perusahaan V-Eat Intertrading muncul sebagai penawar tertinggi untuk kedua gudang tersebut, dengan tawaran gabungan lebih dari 286 juta baht (Rp127 miliar), dengan rata-rata 19 baht (Rp8.494) per kilogram.
Panitia yang bertanggung jawab menangani penawaran akan bernegosiasi untuk mencapai harga yang lebih tinggi, dan perusahaan pemenang akan diumumkan di situs PWO pada tanggal 21 Juni.
Kontrak pembelian harus ditandatangani dalam waktu 15 hari sejak pengumuman resmi. Pembayaran beras harus dilakukan sebelum pengambilan, dan angsuran pertama harus dilunasi dalam waktu 20 hari sejak penandatanganan kontrak.
Beras harus dikumpulkan dalam waktu 20 hari untuk jumlah hingga 10.000 ton, dan dalam waktu 30 hari untuk jumlah antara 10.000 dan 20.000 ton. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Phumtham Wechayachai menyatakan bahwa sesi sore akan melibatkan negosiasi harga, yang diperkirakan selesai dengan cepat.
Baca juga: Bulog menyerap beras lokal melebihi target pemerintah mencapai 700 ribu ton
Baca juga: Stok beras candangan pangan pemerintah aman hadapi Idul Adha
Minat yang ditunjukkan pembeli menunjukkan bahwa beras tersebut tetap dalam kondisi baik meskipun disimpan dalam waktu lama, tergantung cara penyimpanannya, dan memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh pembeli, kata dia. Presiden Thanasan Rice Supachai Wornapinyaporn, yang perusahaannya juga ikut membuat penawaran, mengatakan beras yang disimpan masih berkualitas baik dan permintaan pasar tinggi.
Harga pasar saat ini menguntungkan, dengan beras putih 5 persen baru dijual dengan harga 21,50 baht (Rp9.611) per kilogram, menurut dia. Perusahaannya bermaksud mengekspor beras yang dibeli, melihat permintaan dari pasar seperti Brasil dan Irak.
Sumber:TNA-OANA
Berita Terkait
Pemerintah Thailand ingin jual stok beras terakhirnya
Rabu, 15 Mei 2024 5:47
Sekda Bali tanggapi catatan BPS soal impor beras
Selasa, 2 April 2024 5:56
Bulog Sulutgo kembali impor beras 6.000 ton dari Thailand
Senin, 30 Oktober 2023 16:01
Militer Thailand membantah pasok beras ke tentara Myanmar
Minggu, 21 Maret 2021 15:03
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18