Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah membuat desain pembangunan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Lingkar Selatan dilengkapi dengan "rooftop" yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai.
"Untuk lapak PKL di Lingkar Selatan, akan kita bangun terbuka seperti gazebo berlantai dua sehingga ada ruang tambahan di atas yang bisa dimanfaatkan sebagai 'rooftop'," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Selasa.
Dari atas "rooftop" tersebut, katanya, para pengunjung bisa menikmati suasana kota terutama pada sore hari. Apalagi jika menghadap ke barat yang merupakan kawasan pesisir pantai tentu akan terlihat lebih indah dengan pemandangan "sunset" (matahari tenggelam).
Desain pembangunan lapak PKL itu, saat ini masih dalam tahap revisi dan jika disetujui oleh pimpinan, maka kegiatan fisik segera dimulai.
"Untuk anggaran kita sudah siapkan Rp190 juta, tinggal digunakan," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram sediakan lahan relokasi PKL di areal "bypass" bandara
Menurutnya, pembangunan lapak dengan konsep terbuka seperti gazebo itu diperuntukkan bagi PKL yang berada di jalur "bypass" Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram dari Tugu Mataram Metro sampai "Gapura Tembolak" yang menjadi perbatasan wilayah kota.
Relokasi PKL di kawasan "bypass" ini dinilai mendesak karena kawasan itu merupakan zona merah PKL atau harus steril dari aktivitas masyarakat sebab bisa mengganggu arus lalu lintas.
Karena itu, pemerintah kota sudah menyiapkan lahan di samping Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram untuk mengakomodasi 66 PKL di kawasan tersebut.
"Lokasi relokasi ini pindah dari rencana lokasi sebelumnya bekas Lesehan Bebek Galih," katanya.
Baca juga: Satpol PP dukung penataan PKL di sepanjang jalur "bypass" Mataram
Uun mengatakan, selain dilengkapi "rooftop", lapak PKL Lingkar Selatan ini juga akan dilengkapi panggung musik mini bisa menjadi ruang bagi pemusik akustik secara langsung atau sebagai tempat "live music".
Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan suasana berbeda sekaligus menjadi daya tarik agar masyarakat bisa datang dan berbelanja di sentra PKL tersebut.
"Selain disiapkan panggung, berbagai peralatan musik termasuk 'sound system' juga akan kita sediakan. Tapi untuk pembuatan dikerjakan dinas teknis lain," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan lapak relokasi PKL di "bypass" bandara
Sementara tugas Disdag, katanya, hanya membangun lapak terbuka yang di konsep seperti gazebo, termasuk untuk menyiapkan gerobak seragam bagi pedagang agar terlihat rapi.
Jumlah gerobak yang sudah ada saat ini sebanyak 25 unit yang merupakan bantuan CSR (corporate social responsibility) dari sejumlah perusahaan di kota ini.
"Jumlah itu masih jauh dari kebutuhan sebab PKL yang ada 66 pedagang. Jadi mungkin kekurangannya kita akan penuhi secara bertahap," katanya.