BKSAP DPR dorong pengembangan konsep pariwisata di perbatasan

id Bksap dpr, cross border tourism,Putu supadma, batam,Pariwisata berkelanjutan

BKSAP DPR dorong pengembangan konsep pariwisata di perbatasan

Wakil Ketua BKSAP DPR Putu Supadma Rudana (kanan) saat menerima penghargaan dalam kegiatan BKSAP Day di Kota Batam. ANTARA/HO-DPR

Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong agar sektor pariwisata khususnya di wilayah perbatasan, atau cross border tourism, dikembangkan demi menggaungkan pariwisata yang berkelanjutan.
 
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki destinasi wisata yang unggul dan bagus, serta dari sisi konektivitas pun dengan negara tetangga sudah baik. Menurutnya konsep pariwisata itu memiliki potensi yang besar bagi beberapa provinsi di Indonesia.
 
"Contohnya Batam yang sudah memiliki konektivitas yang cukup baik dan terus dibangun dengan baik, tinggal menambah frekuensi konektivitas jadwal penyeberangan-nya dan tentu dengan melakukan pembenahan di segala bidang secara berkesinambungan," kata Putu dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
 
Dia mengatakan bahwa Batam adalah zona yang dibangun untuk wilayah perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Namun, menurutnya wilayah tersebut saat ini berkembang menjadi salah satu destinasi unggul pariwisata dan juga pintu gerbang utama kepariwisataan Indonesia.
 
Adapun sejauh ini menurutnya pintu gerbang pintu gerbang pertama dari sisi jumlah wisatawan mancanegara itu daerah Bali. Sebagian besar wisatawan mancanegara masuk ke Bali melalui udara dan laut khususnya kapal pesiar.
 
Guna mendukung pengembangan pariwisata perbatasan, pemerintah menurutnya perlu membuat peta jalan khusus mengenai pariwisata berkelanjutan. Selain Batam, menurutnya daerah-daerah yang berpotensi untuk mengembangkan konsep pariwisata itu di antaranya Sulawesi Utara dengan Filipina, hingga Papua dengan Papua Nugini.
 
"Juga beberapa wilayah perbatasan di pulau Kalimantan yang dekat dengan negara tetangga kita seperti Malaysia dan Brunei," ucap dia.
 
Dia menilai keberlanjutan dan kesinambungan kepariwisataan bisa dibangun apabila pangsa pasarnya besar dan destinasinya berdekatan. Selain itu, menurutnya perbatasan yang memiliki keunikan tersendiri bakal memiliki potensi pariwisata.

Baca juga: Dispar latih pemandu arung jeram kembangkan desa wisata di Lombok Barat
Baca juga: Kemenlu mengajak puluhan dubes asing keliling destinasi wisata TNK-NTT
 
Untuk itu, menurutnya pariwisata berkelanjutan dapat memberikan dampak jangka panjang, baik terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Karena secara inklusif, wisatawan yang berkunjung akan menghargai adat, budaya dan alam di wilayah destinasi tersebut.
 
 
"Tentu hal ini, semata-mata agar pariwisata kita memiliki ketahanan yang baik karena pelaku dan pengembang-nya adalah juga masyarakat lokal yang memahami adat, budaya dan lingkungannya," tutur dia.