Kasus stunting di Mataram turun jadi 7,9 persen

id Dinas Kesehatan,Kota Mataram,kasus stunting

Kasus stunting di Mataram turun jadi 7,9 persen

Arsip - Kegiatan pengukuran tinggi balita di salah satu Posyandu di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat kasus stunting atau balita kerdil di Mataram turun dari 8,61 persen menjadi 7,9 persen.

"Kasus stunting yang sebelumnya tercatat 2.000 balita, kini sudah turun menjadi sekitar 1.900 balita atau 7,9 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Emiral Isfihan di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan penurunan kasus balita stunting tersebut berdasarkan hasil evaluasi dan validasi sementara terhadap kasus stunting di 11 Puskesmas se-Kota Mataram.

Proses evaluasi dan validasi terhadap kasus balita stunting di tingkat puskesmas saat ini masih berjalan, namun dari data sementara kasus stunting sudah menunjukkan penurunan.

"Data riil akan kita rilis akhir bulan Juli ini. Jadi kemungkinan, angka itu bisa turun lagi karena proses pendataan masih berjalan," katanya.

Baca juga: Sekitar 2.000 balita di Mataram terindikasi stunting

Menurutnya, penurunan kasus stunting di Kota Mataram tidak terlepas dari hasil kerja kolaborasi semua pihak pemangku kepentingan baik peran dinas, pihak swasta, PKK, para kader, maupun pihak-pihak lainnya.

"Penurunan kasus stunting ini menjadi keberhasilan semua pihak atas kerja kolaborasi kita," katanya.

Emirald mengatakan dalam proses validasi data kasus balita terindikasi stunting, Dinkes Kota Mataram melaksanakan program validasi data stunting dua langkah.

Baca juga: Cegah stunting, Calon pengantin di Mataram diimbau periksa kesehatan

Langkah pertama dilakukan validasi di tingkat puskesmas dan langkah kedua balita stunting akan dikumpulkan dan mengecek secara riil untuk memastikan data yang ada sesuai dengan data di lapangan.

"Kita akan cek lagi tinggi dan berat balita terindikasi stunting, agar data benar-benar valid," katanya.

Dalam kegiatan itu, pihaknya akan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Mataram.

Dengan demikian, diharapkan kasus stunting di Kota Mataram bisa terdata secara riil sehingga upaya intervensi bisa dilakukan lebih fokus dan tepat sasaran.

Baca juga: Kota Mataram dapat penghargaan komitmen penanganan stunting
Baca juga: Dinkes evaluasi data kasus "stunting" di Mataram