Unram-Korsel Bantu Pondok Pesantren dengan "I Will Project"

id Unram Korsel Pesantren

Unram-Korsel Bantu Pondok Pesantren dengan "I Will Project"

Guru Besar Universitas Mataram Prof H Sunarpi. (Foto ANTARA NTB/Awaludin) (1)

Kerja sama nantinya dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Unram
Mataram (Antaranews NTB) - Universitas Mataram (Unram) akan menjalin kemitraan dengan Seoul National University Korea Selatan untuk menjalankan "I Will Project" atau program Pengembangan Komunitas Berbasis Sekolah dengan sasaran awal adalah membantu pondok pesantren di Nusa Tenggara Barat.

"Kerja sama nantinya dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Unram," kata Penggagas Program "I Will Project", sekaligus Guru Besar Unram Prof H Sunarpi.

Ia mengatakan pondok pesantren menjadi sasaran program Komunitas Berbasis Sekolah untuk tahap awal karena melihat fakta bahwa anak-anak NTB banyak yang mengeyam pendidikan di lembaga tersebut.

Namun pada satu sisi, kondisi pondok pesantren rata-rata masih jauh dari harapan karena pembiayaan bersifat swadaya. Berbeda dengan sekolah/madrasah negeri yang sebagian besar pembiayaannya bersumber dari pemerintah.

"Mudahan dengan adanya program Unram bersama Seoul National University, akan mampu menggugah para pihak, terutama pemodal besar untuk memajukan pondok pesantren," ujarnya.

Sunarpi menyebutkan empat pondok pesantren yang akan menjadi calon lokasi pelaksanaan program adalah Pondon Pesantren Generasi Muslim Cendekia, Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, dan Pondok Pesantren Darul Muhajirin, Kabupaten Lombok Tengah.

Satu calon pondok pesantren ada di Kabupaten Lombok Barat, yakni Pondok Pesantren Aziziyah Kapek, Kecamatan Gunungsari.

Lebih lanjut, ia menambahkan tiga pondok pesantren di Kabupaten Lombok Tengah, sudah disurvei. Sedangkan pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat, belum dikunjungi karena pada saat dijadwalkan pengelolanya belum siap.

Survei dilakukan untuk mengetahui kualitas air yang dimanfaatkan dan bagaimana kualitas penanganan asrama yang ada di dalam pondok pesantren. Ternyata ada berbagai persoalan, seperti kamar berukuran relatif kecil, namun ditempati relatif banyak anak. Selain itu, kegiatan bersifat teknologi yang masih relatif kurang.

"Sesuai jadwal, pada April 2018 sudah harus ada keputusan mengenai program tersebut. Dan sekitar Agustus 2018, program sudah harus dijalankan," ucap mantan Rektor Unram dua periode ini.

Dalam pelaksanaan program, kata dia, dosen dari kedua universitas akan menjalin kerja sama pengabdian pada masyarakat. Sementara mahasiswa kedua universitas menjalin kerja sama dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Mereka yang terlibat akan mentransfer teknologi kepada pondok pesantren melalui program pengabdian pada masyarakat dan KKN. Teknologi yang diimplementasikan akan diadopsi oleh pondok pesantren, baik dalam bentuk praktik langsung dan diimplementasikan di kurikulum pembelajaran.

Sementara komunitas masyarakat di pondok pesantren menjadi objek yang disuluhkan oleh pelaksana program dan diharapkan dapat memperoleh manfaatnya.

"Sesuai dengan namanya `I Will Project`, maka program difokuskan pada empat teknologi, yakni pengembangan kualitas air (water). Kemudian `informatic technology" atau kegiatan berbasis teknologi informasi, dan teknologi cahaya (light technology), serta `life technology` atau teknologi untuk kehidupan," kata Sunarpi.  (*)