PRIDE apresiasi proyek pembangunan "Giant Sea Wall"

Jakarta (ANTARA) - Koordinator Nasional Relawan Prabowo-Gibran Digital (PRIDE) Anthony Leong mengapresiasi salah satu proyek calon presiden terpilih pada Pemilu 2024 Prabowo Subianto, yakni pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang akan menjadi program prioritas selama masa pemerintahannya kelak.

Menurut dia, Prabowo memiliki visi yang luas mengenai urgensi pembangunan tanggul laut raksasa yang tidak hanya untuk Jakarta, tetapi juga sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, termasuk Gresik, Jawa Timur.

"Pak Prabowo melihat ancaman tidak hanya Jakarta, tetapi juga warga di sepanjang pantai utara Jawa. Ini menunjukkan kepedulian yang mendalam dari seorang pemimpin kepada rakyatnya," kata Anthony Leong dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Anthony menilai pembangunan tanggul laut raksasa merupakan hal yang sangat penting mengingat proyek tersebut sudah diinisiasi sejak 1994 oleh Bappenas. Akan tetapi, baru pada masa Prabowo proyek ini akan diperluas hingga Gresik.

Selain tanggul laut raksasa, Anthony juga mengapresiasi ambisi besar Prabowo dalam sektor perumahan, yakni dengan rencana membangun 2.000.000 unit rumah setiap tahun di perdesaan.

"Pembangunan dua juta unit rumah setiap tahun di perdesaan yang konstruksinya dipercayakan pada UMKM koperasi dan BUMDes serta melarang perusahaan kontraktor konglomerat untuk masuk adalah sesuatu yang patut diapresiasi karena ini akan menghidupkan UMKM dan BUMDes sehingga pemerataan kesejahteraan benar-benar terwujud," ujarnya.

Baca juga: TKN sebut hubungan Prabowo-Gibran dengan relawan harmonis
Baca juga: Relawan Kipasan siap mengawal program capres Prabowo-Gibran

Rencana itu, kata dia, merupakan bukti kepedulian Prabowo terhadap tiga kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan dengan berfokus pada kebutuhan papan atau tempat tinggal.

Anthony berharap program pembangunan rumah tersebut dapat menghidupkan kembali sektor UMKM di daerah, sekaligus membantu menciptakan kelas menengah baru di Indonesia yang jumlahnya saat ini mengalami penurunan signifikan.