Mamasa (ANTARA) - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Supomo mengatakan pihaknya serius menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
"Tak hanya melepas pasung, Kemensos juga mengawal pemulihan secara menyeluruh. Kami bawa mereka ke rumah sakit, kemudian di-opname dan kami tawarkan untuk tinggal di sentra selama penyembuhan," ujar Supomo usai meninjau kondisi ODGJ berinisial LB di Mamasa, Sulawesi Barat, Selasa.
Salah satu wujudnya adalah melepaskan pasung LB (58) dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Polewali Mandar. Pelepasan pasung ini merupakan salah satu rangkaian Bakti Sosial ke-8 yang dilakukan oleh Kemensos. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Supomo, Pj Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin, dan Pj Bupati Mamasa M. Zain turut mengantarkan LB ke ambulans yang membawanya ke RSJ Polewali Mandar.
Kondisi gangguan mental LB bermula sejak 2016. Ia kadang mengancam orang-orang di sekitarnya sambil membawa parang, bahkan ketika kambuh, ia menyulut api dan membakar benda-benda di dekatnya. Hal itulah yang membuat LB dikurung dalam bilik berukuran 1,5 x 2 meter.
Perawat Puskesmas Balla, Ulfrida Marilanawaty, mengatakan LB tidak selalu dikurung dalam bilik tersebut. Ketika rutin mengonsumsi obat dari puskesmas, LB bisa berkomunikasi dan beraktivitas layaknya orang biasa. Tapi, LB kadang enggan mengonsumsi obat tersebut.
"Dari puskesmas sudah memberikan obat minum. Tapi dia sering menangis dan curiga akan diracun dengan obat itu," ujar Ulfrida.
Hal tersebut memicu kambuh-nya LB. Untuk memberikan penanganan tuntas kepada LB, Kementerian Sosial merujuknya ke Rumah Sakit Jiwa Polewali Mandar. Di sana, LB akan dirawat dan dicari penyebab, serta diupayakan penyembuhannya.
Baca juga: Kemensos salurkan baksos di Kabupaten Mamasa Rp140 miliar
Baca juga: Menggapai kesembuhan penglihatan lewat operasi katarak
Selain bantuan medis untuk LB, Kemensos juga memberikan bantuan berupa sembako dan bantuan kebersihan diri. Kemensos juga menyerahkan bantuan pemberdayaan berupa warung kelontong kepada suami LB, Markus Lau (63).
Putra LB, Bekti (30) tak menyangka keluarganya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bekti bersyukur Kemensos memberikan bantuan kepada keluarganya. "Saya merasa bangga pemerintah beri perhatian. Terimakasih banyak," ujarnya.