Denpasar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar Bali menyelesaikan proses perakitan kotak suara untuk Pilkada Serentak 2024 dalam waktu sehari.
“Kotak suara sudah selesai semua, 2.002 kotak tapi kurang 25 jadi akan disusul, kemarin dari jam sembilan pagi sampai tiga sore selesai,” kata Ketua KPU Denpasar Dewa Ayu Sekar Anggaraeni di Denpasar Bali, Rabu.
Ia menjelaskan, kotak suara sudah tiba di gudang logistik mereka di Gedung Padepokan Perisai Diri pada 23 September lalu, dan dirakit pada Selasa (1/10) kemarin oleh 28 relawan. Sekar mengatakan, proses ini terbilang cepat sebab kotak suara yang diterima dari produsen di Sidoarjo itu dirakit oleh relawan yang sudah berpengalaman.
Selain itu jumlah logistik ini untuk dua jenis surat suara, sementara jika dibandingkan Pemilu 2024 yang lima jenis surat suara jumlahnya jadi berbeda jauh. KPU Denpasar juga mengurangi jumlah tempat pemungutan suara (TPS) mereka dari 1.887 TPS menjadi 1.001 TPS.
“Ini hanya dua surat suara sementara kemarin ada lima, hampir setengahnya berkurang, dan ini relawan yang kami rekrut memang sudah kami rekrut waktu Pemilu 2024 yang kinerjanya bagus yang sudah berpengalaman,” ujar Sekar.
Ia menyampaikan, untuk kekurangan 25 kotak bukan karena kerusakan, namun terdapat kekurangan pengiriman oleh produsen, di mana rencananya akan dikirim susulan pada pekan ini. Terhadap ribuan kotak suara ini, KPU Denpasar mengamankan dengan menempatkan di gedung yang terbebas dari kebocoran, selain itu pada bagian bawahnya diisi palet kayu. Apabila waktu pengiriman ke kelurahan/desa memakan waktu lama, mereka juga akan menyemprotkan fumigasi agar terbebas dari hama.
Baca juga: Pj Wali Kota Bima ingatkan kembali netralitas ASN di Pilkada 2024
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan posko pengaduan terkait netralitas ASN
Hingga saat ini selain kotak suara KPU Denpasar juga telah menerima logistik berupa bilik suara, tinta, kabel ties, dan segel kertas. Selanjutnya apabila seluruh logistik sampai dan dimasukkan ke dalam kotak suara maka kotak akan dibungkus plastik.
“Plastik itu kami bungkus setelah terisi logistik kotaknya, kalau sekarang takut lembab berubah bentuk jadi kami biarkan,” ujar Sekar.