Kemenlu Norwegia evakuasi sebagian diplomatnya dari Lebanon

id diplomat norwegia,israel,lebanon,hizbullah,PBB

Kemenlu Norwegia evakuasi sebagian diplomatnya dari Lebanon

Bendera Norwegia (Pixabay.com)

London (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Norwegia mengumumkan evakuasi sebagian diplomatnya dari Lebanon, setelah pengeboman terjadi di dekat kedutaan besarnya di Beirut, di tengah meningkatnya serangan udara Israel dan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Situasi keamanan di Lebanon masih sangat tegang dan tidak jelas. Telah terjadi pengeboman di dekat Kedutaan Besar Norwegia di Beirut," kata kementerian tersebut pada Sabtu.

"Oleh karena itu, beberapa diplomat Norwegia yang ditugaskan akan melakukan perjalanan keluar Lebanon untuk sementara waktu,” ujar kementerian itu, menambahkan.

Kantor kedutaan kini hanya memiliki kapasitas terbatas untuk membantu warga Norwegia yang masih berada di Lebanon. Pemerintah Norwegia menyarankan semua warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon selagi masih memungkinkan, dan memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.

Duta Besar Norwegia untuk Lebanon akan tetap berada di Beirut, bersama dengan sejumlah kecil diplomat, untuk memantau situasi. Pengumuman tersebut muncul saat Israel mengintensifkan serangan militernya di Lebanon, yang menargetkan kelompok Hizbullah.

Baca juga: Sekjen PBB Antonio sampaikan solidaritas untuk Indonesia menyusul serangan ke UNIFIL

Israel juga telah menyerang lokasi pasukan sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang menyebabkan jatuhnya korban di antara pasukan penjaga perdamaian. Sejak 23 September, serangan udara Israel di Lebanon dilaporkan telah menewaskan lebih dari 2.000 korban, melukai ribuan orang, dan mendorong lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.

Baca juga: AS tegaskan tak cari perang dengan Iran

Meskipun ada kekhawatiran internasional tentang perang regional yang lebih luas, Israel meningkatkan konflik pada dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober lalu, menyusul serangan intensif di Gaza dan Lebanon.


Sumber: Anadolu